Jakarta –
Sahat’s Transport jadi perusahaan divisi transportasi yang dimiliki orang Indonesia. Izin trayeknya susah, pun jadwal sopirnya harus memperhatikan aspek keselamatan. Ke mana saja rute yang dibuka di Jepang?
Ikmal, perwakilan Sahat’s Trans menyebut perusahaannya sekarang bergerak di bidang penyediaan kebutuhan transportasi di Jepang, terutama Hi-Ace, Fuso Rosa (Micro Bus), dan Isuzu Gala (Big Bus).
“Izin zonasi trayeknya juga ketat,” jelas Ikmal kepada detikOto, belum lama ini.
Beberapa trayek yang diizinkan antara lain:
- Transfer dari Tokyo ke Bandara Narita atau Bandara Narita ke Tokyo.
- Transfer dari Osaka ke Bandara Kansai atau Bandara Kansai ke Osaka.
- Transfer dari Kota Sapporo ke Bandara New Chitose atau Bandara New Chitose ke Kota Sapporo
- Transfer dari Tokyo ke Bandara Haneda atau Bandara Haneda ke Tokyo.
- Transfer dari Osaka ke Bandara Itami atau Bandara Itami ke Osaka.
Selain izin operasi yang susah, perusahaan juga wajib memelihara sumber daya manusia dan kendaraannya. Ikmal menyebut jam istirahat pada transportasi darat khususnya pengemudi bus ini perlu jadi perhatian khusus.
“Jam kerja sopir tidak boleh nyopir lebih dari 12 jam per hari, setelah nyopir harus istirahat minimal 9 jam baru boleh nyopir lagi,” kata Ikmal.
Sebab jka pengemudi kurang istirahat yang cukup, berisiko menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas. Hal ini akan membahayakan pengguna jalan dan penumpang di dalam bus itu sendiri.
Sahat’s Trans juga membagikan momen kendaraan wajib dicek secara berkala ke dealer atau bengkel berlisensi. Semua bus harus kondisi prima, jika dalam audit ketahuan tidak melakukan check up, maka sanksinya tidak boleh beroperasi selama 30 sampai 60 hari.
“Setiap armada harus di-check up per 3 bulan sekali,” kata Ikmal.
(riar/rgr)