Kamis, September 19

Jakarta

Ledakan perangkat pager yang digunakan kelompok Hizbullah di Lebanon sejauh ini menewaskan 9 orang dan melukai ribuan lainnya. Israel diduga sebagai dalang insiden ini. Bagaimana cara mereka meledakkan pager secara serentak?

Hizbullah telah lama mengabaikan perangkat berteknologi tinggi untuk menghindari infiltrasi dari spyware Israel dan AS. Hizbullah pun memilh perangkat teknologi rendah seperti pager, yang populer di tahun 1990-an.

“Hizbullah kembali ke perangkat ini karena berpikir pager akan lebih aman digunakan para pejuangnya daripada telepon yang dapat menjadi target GPS,” kata Avi Melamed, mantan pejabat intelijen Israel dan analis Timur Tengah.


Namun kini, pager yang diandalkan itu meledak dan menimbulkan korban jiwa dengan Israel diduga kuat sebagai pekakunya. New York Times melaporkan Israel menyembunyikan bahan peledak di sejumlah pager yang dipesan dari produsen asal Taiwan, Gold Apollo, dan ditujukan untuk Hizbullah. Sebuah sakelar ditanamkan untuk meledakkannya dari jarak jauh.

Beberapa foto dari Lebanon di media sosial tampak memperlihatkan pager Gold Apollo yang rusak. Dikutip detikINET dari CNN, setidaknya satu pager yang ditunjukkan dalam gambar adalah model Gold Apollo AR924.

Pendiri Gold Apollo Hsu Ching-kuang menjelaskan perusahaannya menandatangani kontrak dengan distributor Eropa yang tak disebut namanya untuk menggunakan merek Gold Apollo. Hsu mengatakan distributor tersebut menjalin hubungan dengan Gold Apollo sekitar tiga tahun lalu.

Awalnya, perusahaan Eropa itu hanya mengimpor pager dan produk komunikasi Gold Apollo lainnya. Kemudian, mereka memberi tahu Gold Apollo ingin membuat pager sendiri dan minta hak menggunakan merek perusahaan Taiwan tersebut. Ini memperkuat spekulasi bahwa pager yang dikirim ke Hizbullah sudah diutak atik terlebih dahulu dan dimasukkan bahan peledak.

David Kennedy, mantan analis intelijen Badan Keamanan Nasional AS, mengatakan ledakan yang terlihat dalam video tampaknya terlalu besar jika penyebabnya hanya serangan hacker.

Dia menambahkan bahwa operasi di dalam Hezbollah menjadi kunci operasi tersebut. “Ini adalah salah satu serangan berskala paling luas dan terkoordinasi yang pernah saya lihat secara pribadi. Kompleksitas yang dibutuhkan untuk melakukan ini luar biasa,” katanya.

“Itu akan membutuhkan banyak komponen intelijen dan eksekusi yang berbeda. Intelijen manusia akan menjadi metode utama yang digunakan untuk melakukan ini, bersama dengan mencegat rantai pasokan untuk melakukan modifikasi pada pager,” tambahnya.

(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version