Senin, September 23

Jakarta

Pada 17 dan 18 September, pager dan walkie talkie meledak di Lebanon. Hal itu menimbulkan ketakutan perangkat seperti ponsel akan meledak juga. Bahkan beredar kabar bahwa ada iPhone yang sudah meledak di Lebanon. Benarkah?

Serangan itu menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai sekitar 2.800 orang. Pelakunya diduga kuat adalah dinas rahasia Israel, Mossad, yang menanam bom kecil di gadget tersebut.

Setelah ledakan tersebut, banyak gambar, video, dan narasi di media sosial bahwa tidak hanya pager dan walkie talke yang meledak, tetapi sudah ada iPhone yang mengalami hal serupa.


“Sebuah iPhone juga meledak di Lebanon,” tulis seorang pengguna media sosial di X, sebelumnya Twitter, yang membagikan gambar iPhone yang hancur. Foto itu pun viral dan mendapatkan ratusan ribu views.

Namun dikutip detikINET dari Deutsche Welle, foto itu dipastikan tidak berasal dari Lebanon sehingga narasinya adalah hoax. Pencarian mengungkap bahwa gambar ini sudah lama dan tidak ada hubungannya dengan insiden terkini di Lebanon.

Foto iPhone yang meledak itu berasal dari Maret 2021 ketika kantor berita Mesir Cairo24 melaporkan ledakan iPhone di Maadi, Kairo. Insiden itu menyebabkan kebakaran dan melukai seorang anak.

Ada pula narasi yang beredar di media sosial bahwa terdapat panel tenaga surya yang meledak di Lebanon, dan juga laptop. Akan tetapi kabar itu juga dipastikan tidak benar.

Memang sebagian netizen takut smartphone yang mereka pakai bisa disabotase hacker dan meledak, bukan hanya di Lebanon, tapi di mana saja. “Jika pager bisa meledak bukankah hal yang sama berarti juga bisa menimpa feature phone dan smartphone yang jumlahnya miliaran?” tulis seorang netizen.

Tapi tenang saja, pakar menyebut bahwa jauh lebih sukar memodifikasi atau meretas smartphone ketimbang pager. Menurut Dr Olejnik dari King’s College London, tidak ada risiko seseorang akan berminat meledakkan smartphone pengguna biasa.

“Sebagian besar smartphone modern dibuat sedemikian rupa sehingga gangguan semacam itu bisa jadi sangat sulit hingga hampir mustahil,'” katanya. Ia menambahkan apa yang terjadi di Lebanon bukan berarti perangkat elektronik apa pun dapat meledak.

(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version