Jumat, Februari 21


Jakarta

Investigasi tabrakan helikopter Black Hawk dengan pesawat jet American Airlines dekat Bandara Nasional Ronald Reagan di Washington, D.C. pada 29 Januari 2025, yang menewaskan 67 orang, menunjukkan titik terang. Disebutkan ada kemungkinan bahwa kru helikopter tidak mendengar instruksi penting dari pengawas lalu lintas udara.

Mengutip AP, Rabu (19/2/2025), para penyelidik mengatakan pula bahwa mungkin si pilot heli tidak mendengar instruksi penting dari pengawas lalu lintas udara untuk bergerak ke belakang pesawat tersebut.

Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Jennifer Homendy mengatakan bahwa rekaman dari kokpit helikopter Black Hawk menunjukkan bahwa transmisi radio yang tidak lengkap mungkin membuat para kru tidak memahami bahwa mereka harus berpindah posisi sesaat sebelum kecelakaan.


Peristiwa nahas itu menewaskan ke-67 orang yang berada dalam dua pesawat tersebut. Kecelakaan itu tercatat sebagai kecelakaan pesawat paling mematikan di AS sejak 2001.

“Transmisi tersebut terputus, terinjak,” ujarnya. Itu membuat mereka tidak dapat mendengar kata-kata “lewat di belakang pesawat” karena kunci mikrofon helikopter ditekan pada saat yang sama.


“Pilot helikopter mungkin juga melewatkan bagian dari instruksi yang lain, ketika menara mengatakan bahwa jet tersebut berbelok ke arah landasan pacu yang berbeda,” katanya.

Homendy mengatakan bahwa helikopter tersebut sedang dalam penerbangan “uji coba” pada malam itu. Si pilot sedang menjalani tes tahunan dan uji coba penggunaan kacamata malam.

Para penyelidik meyakini bahwa para kru menggunakan kacamata penglihatan malam selama penerbangan.

Diperlukan waktu lebih dari satu tahun untuk mendapatkan laporan akhir NTSB mengenai tabrakan tersebut. Homendy memperingatkan para wartawan bahwa masih banyak hal yang masih harus diselidiki.

“Kami baru saja menyelidiki beberapa minggu setelah tabrakan itu. Masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan,” ujarnya.

Kecelakaan mengerikan lain yang terjadi di AS adalah ketika sebuah pesawat jet menghantam sebuah kawasan di kota New York sesaat setelah lepas landas. Kecelakaan pada 2001 itu menewaskan 260 orang yang berada di dalam pesawat dan lima orang di darat.

William Waldock, profesor ilmu keselamatan di Universitas Penerbangan Embry-Riddle, mengatakan bahwa transmisi yang terinjak, ketika sebuah tombol mikrofon yang ditekan akan menghalangi komunikasi yang masuk. Itu merupakan sebuah masalah yang sudah umum terjadi di dunia penerbangan.

(msl/fem)

Membagikan
Exit mobile version