Senin, Februari 3


Labuan Bajo

Pariwisata berkelanjutan bukan hanya sekedar tren. Banyak investor yang tertarik berinvestasi di sektor pariwisata berkelanjutan, terutama di Labuan Bajo.

Sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan dipandang sebagai masa depan. Untuk mendukung pengembangan investasi pariwisata berkelanjutan, Sustainable Tourism Investment Forum (STIF) 2024 digelar di Labuan Bajo.

Dengan tema ‘Investing in Sustainable Tourism: Challenges and Opportunities in Indonesia’, acara ini diikuti oleh potensial investor dari dalam dan luar negeri, perwakilan dunia usaha dan asosiasi bisnis terkait, instansi penanaman modal di daerah, serta kementerian dan lembaga terkait.


Direktur Wilayah Promosi Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, dan Pasifik, Kementerian Investasi/BKPM Saribua Siahaan mengatakan, investasi pariwisata berkelanjutan sangat didorong untuk menjaga kestabilan ekonomi RI.

“Indonesia merupakan salah satu negara yang masih diminati oleh para investor, bahkan pada saat pandemi. Ini merupakan dampak langsung kebijakan investasi yang telah disiapkan pemerintah. Dan pariwisata adalah pintu masuk utama untuk kita menunjukkan kekuatan dan potensi negara kita kepada pihak asing,” ucapnya, Rabu (22/5/2024).

Plt Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Frans Teguh menambahkan, peluang investasi di Labuan Bajo masih terbuka lebar, terutama di bidang pariwisata berkelanjutan.

“Pariwisata berkelanjutan merupakan konsep berwisata yang memberikan dampak terhadap keberlanjutan lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi untuk masa kini dan masa depan, baik itu bagi masyarakat lokal maupun wisatawan. Di Labuan Bajo, pemangku kepentingan memiliki visi yang sama yakni membangun Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan dan berkelas dunia,” jelas Frans.

Di Labuan Bajo, ada destinasi baru Parapuar yang sudah menarik beberapa investor. Terhitung sejak Januari 2024, sudah ada dua investor yang menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Parapuar.

“Ada Eiger Indonesia dan Dusit Internasional. Ketertarikan kedua investor ini telah dinyatakan dalam bentuk MoU. Total investasi Dusit Internasional adalah 15 Juta USD di lot 1.6 dengan rencana pembangunan Hotel dan Eiger Indonesia sebesar 1,2 juta USD untuk Pembangunan Eiger Caffee,” imbuh Frans.

BPOLBF pun terus membuka peluang kerja sama terhadap para investor, baik asing, nasional, maupun investor lokal dalam mengembangkan destinasi wisata di kawasan Labuan Bajo dan sekitarnya.

“Kami terus membuka peluang kerja sama, baik kepada investor asing, nasional, maupun investor lokal dengan visi yang sama yakni mengembangkan kawasan pariwisata yang berkelanjutan dan berbudaya, serta menjunjung tinggi prinsip ekologi dan konservasi lingkungan,” pungkasnya.

Simak Video “Kapal Phinisi di Labuan Bajo Terbakar, Sandiaga Tekankan Pentingnya Patuhi CHSE
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version