Rabu, Maret 26


Jakarta

Pada hari Jumat, 21 Maret 2025 waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengumumkan di Ruang Oval Gedung Putih bahwa Boeing telah dipilih untuk memproduksi pesawat tempur generasi keenam terbaru Angkatan Udara AS, yang diberi nama “F-47”.

Pesawat ini merupakan bagian dari program “Next Generation Air Dominance” (NGAD), yang dirancang untuk menjadi “pusat komando” berawak di masa depan. F-47 akan memimpin kawanan drone dalam menjalankan misi tempur canggih, menandai lompatan besar dalam teknologi penerbangan militer.

Menurut Pentagon, F-47 memiliki kemampuan siluman dan penetrasi yang jauh melampaui jet tempur yang ada saat ini. Kemampuan ini dianggap vital untuk menghadapi konflik potensial di masa depan.


Dalam pidatonya, Trump menegaskan bahwa F-47 dilengkapi dengan teknologi siluman paling mutakhir, serta memiliki kecepatan dan kemampuan manuver yang tak tertandingi.

“Ini akan menjadi pesawat tempur paling canggih, kuat, dan mematikan yang pernah ada,” ujar Trump.

Ia juga menyebutkan bahwa kontrak diberikan kepada Boeing setelah kompetisi sengit dengan perusahaan lain.

Trump menambahkan, “Pesawat-pesawat ini akan mulai digunakan dalam beberapa tahun pemerintahan saya. Mereka telah membangun banyak fasilitas produksi yang dibutuhkan. Kami telah memesan banyak, tetapi kami tidak bisa memberi tahu harganya.”

Ia juga mengungkapkan bahwa versi yang lebih terjangkau dari F-47 mungkin akan ditawarkan kepada sekutu AS, meskipun dengan proporsi terbatas sekitar 10%.

Pesawat F-47 Foto: Mydrive

Para analis industri memperkirakan nilai kontrak awal untuk pengembangan F-47 mencapai USD 20 miliar. Namun, Dan Grazier, eksekutif di Stimson Center, sebuah lembaga pemikir di AS, memperingatkan bahwa angka tersebut hanyalah permulaan.

“Total pengeluaran di masa mendatang bisa mencapai ratusan miliar dolar,” katanya, merujuk pada skala besar dan kompleksitas proyek ini.

Desain dan Kontroversi Teknis

Meskipun detail teknis F-47 masih dirahasiakan, beberapa pakar militer telah memberikan pandangan awal berdasarkan informasi yang bocor. Zhang Xuefeng, seorang analis militer, mengamati bahwa gambar samar yang beredar menunjukkan F-47 memiliki dua canard (sayap kecil) di bagian depan, sebuah desain yang menimbulkan pertanyaan.

Menurutnya, Boeing tampaknya belum sepenuhnya menguasai teknologi pesawat tempur generasi keenam.

“Tren utama pesawat generasi keenam adalah menghilangkan ekor vertikal dan beralih ke tata letak sayap terbang supersonik untuk memaksimalkan kemampuan siluman. Keputusan Boeing untuk kembali menggunakan canard menunjukkan kemungkinan kurangnya penelitian mendalam tentang metode kontrol baru,” ujar Zhang seperti dikutip dari Mydrive.

Ia menambahkan bahwa desain ini bisa menjadi indikasi bahwa Boeing menghadapi tantangan teknis yang signifikan. Zhang juga menyatakan bahwa dunia masih menunggu bukti nyata keberhasilan proyek ini.

“Boeing telah mengalami beberapa kegagalan besar dalam beberapa tahun terakhir. Jadi, apakah mereka mampu mewujudkan ‘pesawat generasi keenam’ sesuai rencana masih menjadi tanda tanya besar,” katanya skeptis.


Simak Video “Video: Harapan Kemendiktisaintek dari Kerja Sama ITB-Boeing
[Gambas:Video 20detik]

Membagikan
Exit mobile version