Jakarta –
Pemerintah Indonesia berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia. Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto mengungkapkan bahwa pemerintah dan DPR sedang melakukan kajian terkait aturan energi nuklir.
Ia mengatakan, aturan terkait energi nuklir akan tertuang dalam Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) dan Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) yang sudah dibahas di DPR dan akan segera dikeluarkan dalam waktu dekat.
“Di dalam RPP KEN targetnya di tahun 2032. Nah, saat ini semua pihak yang terkait dengan persiapan untuk pembangunan nuklir sedang bekerja. Terkait studi-studinya dan sebagainya. Targetnya adalah pada tahap awal itu 250 Mega watt dan ini bisa dikali dua,” katanya di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Djoko juga mengatakan bahwa pihaknya juga telah menerima pemilihan lokasi yang aman untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) oleh BRIN. “Nah, beberapa lokasi studi tapak, baik di Bangka Belitung dan juga di Kalimantan, dan di tempat-tempat lain oleh BRIN, itu sudah dilaporkan ke DEN,” katanya.
Sementara itu, Anggota DEN dari Pemangku Kepentingan Kalangan Akademisi, Agus Puji Prasetyono mengungkapkan DEN telah memetakan 29 lokasi potensial untuk dibangun PLTN.
“Ada sekitar 29 (lokasi) potensial untuk kita bangun energi nuklir, yang semuanya itu nanti total adalah 45-54 gigawatt (GW),” kata Agus.
Agus menjelaskan bahwa dari 29 lokasi potensial tersebut, pihaknya menetapkan tiga syarat dalam pertimbangan pembangunan PLTN di antaranya yakni bebas dari tsunami, jauh dari gunung berapi dan jauh dari sesar, atau gempa setidaknya 5 kilometer.
Meski begitu, Agus mengatakan bahwa wilayah yang berpotensi gempa tersebut tidak harus dihindari melainkan harus dicari solusinya dalam membangun PLTN. Ia mencontohkan bahwa negara Jepang sudah berhasil membangun di wilayah rawan gempa.
“Tapi bagaimana caranya membangun nuklir di daerah gempa? Itu tantangan, bukan harus kita pindah. Kenapa dia bisa? Kenapa kita tidak? Nah itu yang harus sekarang ini PR kita. Bagaimana caranya membangun PLTN di daerah gempa,” katanya.
Daftar 29 Lokasi Potensial Pembangunan PLTN di Indonesia:
1. Pangkalan Susu, Sumatra Utara
2. Tanjung Balai, Sumatra Utara
3. Batam, Kepulauan Riau
4. Bintan, Kepulauan Riau
5. Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung
6. Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung
7. Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung
8. Bojanegara, Banten
9. Muria, Jawa Tengah
10. Gerokgak, Bali
11. Sambas, Kalimantan Barat
12. Pulau Semesa, Kalimantan Barat
13. Pantai Gosong, Kalimantan Barat
14. Muara Pawan, Kalimantan Barat
15. Pagarantimur, Kalimantan Barat
16. Keramat Jaya, Kalimantan Barat
17. Kendawangan, Kalimantan Barat
18. Airhitam, Kalimantan Barat
19. Kualajelai, Kalimantan Barat
20. Sangatta, Kalimantan Timur
21. Samboja, Kalimantan Timur
22. Babulu Laut, Kalimantan Timur
23. Morowali, Sulawesi Tengah
24. Muna, Sulawesi Tenggara
25. Toari, Sulawesi Tenggara
26. Tanjung Kobul, Maluku
27. Teluk Bintuni, Papua Barat
28. Timika, Papua Tengah
29. Merauke, Papua Selatan
Sebelumnya, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah mendeklarasikan komitmen tambahan listrik atau elektrifikasi sebanyak 100 GW selama 15 tahun ke depan. Sebagian kecil target itu akan dipenuhi menggunakan energi nuklir.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Ketua Delegasi Indonesia di COP 29 Hashim S. Djojohadikusumo. Dalam pidatonya di ajang COP 29, Hashim mengungkapkan rencana Indonesia menambah 100 GW tenaga listrik, sekitar 75% di antaranya akan dipenuhi dengan energi bersih.
Dari total 75% target energi bersih itu sekitar 5,3 GW akan dipenuhi dengan menggunakan tenaga nuklir. Menurutnya, nuklir adalah energi bersih meskipun banyak pihak meragukan keberlanjutan pengunaannya
“Di samping itu ada 5,3 GW dari tenaga nuklir, meskipun tidak dianggap sustainable, tapi kan sudah jelas clean. So itu juga tenaga bersih. Di samping itu nanti juga ada dari tenaga gas,” papar Hashim usai memaparkan pidato National Message pada ajang COP 29, di Baku Olympic Stadium, Azerbaijan.
(ara/ara)