Sabtu, November 2


Jakarta

Sebelum menjadi agen BRILink Bambang Suhartoyo (55 tahun) sudah lebih dulu menjalankan usaha jasa transfer dan tarik tunai. Persisnya dimulai di awal tahun 2020 saat terjadi pandemi COVID-19 yang salah satunya berdampak pada usaha penjualan pulsa di counter pulsa Farah Cell miliknya.

Transaksi penjualan pulsa yang awalnya bisa 300 sampai 400 dalam satu hari turun drastis tinggal hanya 40 hingga 50 kali. Bambang yang mengelola Farah Cell bersama Yuni (45 tahun) sang istri pun memutuskan untuk melengkapi counternya dengan usaha transfer dan tarik tunai. Saat itu dia menjalankan usaha tersebut dengan menggunakan aplikasi.

Di luar dugaan Bambang, usaha transfer dan tarik uang tunai yang dia jalankan cukup menghasilkan. Dalam satu hari transaksi di Farah Cell minimal 20 kali. Padahal kios Farah Cell yang berada di halaman samping rumah Bambang tak jauh dari kantor bank dan banyak ATM di beberapa supermarket sekitarnya.


Hingga di akhir tahun 2021 datang seorang petugas agen BRILink (PAB) ke counter Farah Cell. Petugas itu datang setelah melihat Bambang menjalankan usaha transfer dan tarik uang tunai namun belum menggunakan BRILink. Bambang kemudian ditawari untuk menjadi agen BRILink.

Melihat rekam jejak transaksi di Farah Cell, petugas tersebut kemudian membantu semua proses administrasi usaha milik Bambang agar menjadi agen BRILink. Dua pekan setelah kedatangan petugas PAB tersebut Farah Cell resmi menjadi agen BRILink BRI kantor cabang Kalimalang, Jakarta Timur. Sejak itu Bambang tak mau beralih dari BRILink.

Bambang memiliki beberapa alasan untuk meninggalkan aplikasi dan beralih ke BRILink. Salah satunya adalah ada petugas yang selalu siap mendampingi dan memenuhi semua kebutuhan agen BRILink.

PT Bank BRI juga menyediakan layanan pengaduan yang siap 24 jam salah satunya melayani pengaduan dari agen BRILink saat ada transaksi eror atau nyangkut. Meski, menurut Bambang, transaksi eror atau nyangkut itu jarang namun bisa saja terjadi.

Ketika terjadi masalah terkait transaksi, agen BRILink bisa menghubungi nomor resmi fasilitator untuk ajukan komplain. Nantinya setelah komplain diajukan, BRI akan memberikan nomor komplain. Setelah itu petugas akan membantu menangani masalah yang dihadapi oleh agen BRILink.

Prosedurnya, kata Bambang, masalah akan diselesaikan dalam waktu 3 x 24 jam. Namun biasanya belum sampai 24 jam masalah sudah terselesaikan. Inilah yang membedakan BRILink dengan transfer dan tarik tunai dengan aplikasi.

“Kalau kita (Transfer dan tarik tunai) pakai aplikasi, lalu ada masalah transaksi nangis kita,” kata Bambang saat berbincang dengan detikcom Selasa 19 Maret 2024.

Pengganti Sementara Pimpinan Cabang Bank BRI Kalimalang, Jakarta Timur, Martua Sidauruk mengatakan PT Bank BRI memang menyediakan call center pengaduan agen BRILink. Berbeda dengan aplikasi, pengaduan agen BRILink ada fisik kantornya dan ada nomor kontak yang bisa dihubungi setiap saat selama 24 jam.

“Untuk pengaduan, kami kan memang bisa dibilang fisiknya ada. Kami fisiknya ada jaringan luas, ada call centre, ada kantor. Kalau misalnya ada transaksi tidak terdebet bisa kami bantu untuk penyelesaiannya,” kata Martua kepada detikcom, Rabu 27 Maret 2024 di BRI Cabang Kalimalang, Jakarta Timur.

Selain ada call centre, ada juga petugas agen BRILink (PAB) yang mendampingi agen BRILink. Biasanya dalam satu cabang ada 2 hingga 3 PAB. Petugas PAB ini kemudian membentuk grup WhatsApp sebagai wadah komunikasi antar agen BRILink.

Selain komunikasi untuk mempererat silaturahmi melalui grup WA ini juga digunakan untuk menyampaikan keluhan atau pengaduan dari agen BRILink. “Kami PAB itu ada 1 hingga 3 saja, tapi mereka membentuk grup WA khusus, jadi kalau ada masalah jaringan atau transaksi eror nanti petugas PAB ini akan menindaklanjuti ke bagian IT atau regional office (RO)” tutur Martua yang juga Pemimpin Cabang Pembantu BRI Radin Inten, Jakarta Timur itu.

(erd/hns)

Membagikan
Exit mobile version