Minggu, Januari 19


Yogyakarta

Motif baju Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menerima kunjungan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi perbincangan. Keraton dan pengkaji batik Indonesia pun merespons.

Sejumlah warganet mengomentari pertemuan yang terjadi di Kompleks Keraton Kilen, Rabu (15/1/2025). Pantauan detikJogja, ada warganet di aplikasi X yang menyebut baju Sultan saat itu merupakan batik motif gringsing yang bermakna tolak bala.

“BATIK TOLAK BALA. Apa maksudnya Sultan Jogya ini ya? Sultan menemui jkw pakai batik motif gringsing yg bermakna tolak bala,” tulis akun X @sub***, dikutip detikJogja, Jumat (17/1).


Ada pula akun lain di X yang menyebut Sultan sudah tepat memakai batik tolak bala saat menemui Jokowi.

Dimintai konfirmasi mengenai motif baju Sultan, Caos Kagunan Kawedanan Kridha Mardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Dicky Firmanto mengatakan kemeja lengan panjang yang dipakai Sultan saat menemui Jokowi bukanlah batik Jogja.

“Di foto itu Ngarsa Dalem (Sultan) memakai kain semacam kain Sasirangan atau tie dye, bukan batik,” kata Dicky saat dihubungi wartawan, Jumat (17/1).

“Banyak komentar (di media sosial) yang menggiring opini, tapi saya secara pribadi, apa yang beliau-beliau pakai kemarin biasa saja atau tidak ada maksud tertentu,” dia menambahkan

Dilansir dari banjarmasinkota.go.id, Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, kain yang didapat dari proses pewarnaan rintang dengan menggunakan bahan perintang seperti tali, benang, atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu.

Dicky menegaskan tak ada makna khusus akan pakaian yang dikenakan Sultan saat menjamu Jokowi. Sebab, pertemuan tersebut juga bukan dalam acara adat.

“Di acara kemarin bukan termasuk acara adat dan Ngarsa Dalem juga tidak memakai busana adat, jadi setahu saya tidak ada ketentuan khusus untuk busana atau motifnya,” ujar Dicky.

Pun dengan kemeja batik yang dikenakan Jokowi. Menurut Dicky, Jokowi mengenakan kemeja batik lengan panjang bermotif kontemporer atau modern yang tidak memiliki filosofi tertentu.

“Kalau yang dipakai Pak Jokowi itu batik, sepertinya motif atau pola kontemporer yang memang didesain untuk dijadikan baju atau kemeja,” ujar dia.

“Sepertinya tidak (memiliki makna tertentu) karena pola atau desainnya sudah kontemporer,” kata Dicky.

Analisis serupa disampaikan Ketua Bidang Pengkajian, Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad, Hartanto. Dia juga menyatakan baju yang dipakai Sultan adalah Sasirangan.

“Itu ndak bisa diterjemahkan wong itu Sasirangan, bukan batik Jogja. Itu kan budaya Kalimantan, lain, jadi memang itu bukan budaya Jawa,” kata Hartanto saat dihubungi wartawan.

Sedangkan kemeja batik yang dipakai Jokowi, kata Hartanto, motifnya sudah bercampur dengan modernisasi. Menurutnya, tidak ada filosofi atau makna tertentu pada batik modern.

“Itu sudah termasuk, bagian motifnya warnanya klasik, cuma pengaturannya sudah modern sekali. Kalau bicara makna itu tidak bisa dipotong, mengada-ada. Jadi kalau makna itu adalah yang sifatnya tradisional, nah itu sudah tertentu motifnya,” ujar Hartanto.

Mengamati foto Sultan dan Jokowi yang beredar di media sosial, Hartanto meyakini tidak ada makna khusus dari busana yang mereka kenakan.

“Kalau saya yang tahu batik, mboten nggih (tidak mengandung makna khusus). Ya mungkin, nuwun sewu, mungkin punya kepentingan lain itu saya tidak tahu,” kata Hartanto.

___________________________

Baca artikel selengkapnya di detikJogja

(wkn/wkn)

Membagikan
Exit mobile version