Rabu, Maret 12


Nakagawa

Seorang nenek berusia 108 tahun bernama Shitsui Hakoishi dari Jepang resmi dinobatkan sebagai tukang cukur tertua di dunia.

Rekor itu diberikan oleh Guinness World Records. Dilansir dari AFP, Senin (10/3/2025) perempuan kelahiran 1916 yang telah menjadi tukang cukur sejak usia 14 tahun itu mengaku senang mendapat penghargaan ini.

“Saya sangat senang, saya merasa puas,” kata Hakoishi dalam upacara penghargaanya di Kota Nakagawa.


Hakoishi bersama suami membuka salon tempat cukur ketika menginjak usia 20 tahun awal. Namun, kala itu, sang suami tewas dalam perang dengan Amerika Serikat ketika mengikuti wajib militer.

Lalu, tempat salon yang juga menjadi tempat tinggal Hakoishi dan anak-anaknya hancur lebur akibat terkena bom oleh militer AS.

Beruntung Hakoishi dan anak-anaknya selamat dari kejadian itu. Mereka kemudian pulang kampung ke Nakagawa dan Hakoishi kembali membuka salon.

Di sisi lain, meski Hakoishi telah menginjak usia 108 tahun. Ia bertekad untuk tetap bekerja sebagai tukang cukur hingga usia 110 tahun.

“Kerja keras sampai 110 tahuh,” ujar Hakoishi.

Rahasia Panjang Umur Orang Jepang

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Jepang, ada sekitar 36,3 juta orang atau 28,95% warga Jepang yang berusia 65 tahun ke atas, alias tiap empat orang Jepang ada satu lansia.

Dari angka tersebut, jika dipecah lagi, maka diketahui ada 90 ribu centenarian atau manusia langka yang berumur 100 tahun lebih di Jepang. Proporsinya menjadi rekor tertinggi di dunia, yakni per 100.000 orang terdapat 54 centenarian.

Orang-orang Jepang dapat hidup dalam waktu lama rupanya didukung sejumlah faktor. Pertama, orang Jepang memiliki kebiasaan untuk aktif bergerak. Rata-rata orang Jepang lebih suka bepergian dengan transportasi umum seperti naik kereta atau bus.

Untuk naik transportasi umum, mereka akan berjalan kaki ke halte atau stasiun. Selain itu, ada juga orang-orang yang lebih memilih untuk berjalan kaki ke tempat kerja.

Faktor penunjang selanjutnya adalah pola makan sehat. Orang Jepang lebih sering makan ikan daripada daging. Mereka juga membatasi asupan garam serta gula.

Tak kalah penting, orang Jepang makan dalam porsi yang tidak berlebihan. Cara mereka duduk di lantai dan makan dengan sumpit akan memperlambat proses makan sehingga jumlah makanan yang masuk dapat dikontrol.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version