Sabtu, Desember 14


Jakarta

Sudah menjadi rutinitas bagi warga perkotaan untuk berlibur ke kawasan Puncak, Bogor. Baik di liburan akhir pekan atau libur panjang, tempat itu kerap menjadi pilihan.

Lokasi yang terbilang tak terlalu jauh dari pusat kota dan banyaknya spot wisata membuat Puncak selalu dipadati wisatawan. Baik spot wisata alam ataupun taman rekreasi pun kerap kali padat pengunjung saat liburan tiba. Lalu, mana yang menjadi spot paling favorit?

Kasubdit Angkutan Orang Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bayu menjelaskan bahwa Cimory adalah spot wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Puncak. Selanjutnya, Taman Safari berada di urutan kedua dan disusul oleh Puncak Pass dan Taman Bunga Nusantara


“Kalau kita lihat dari hasil studi BKT (Badan Kebijakan Transportasi) untuk profil kawasan puncak, ini bahwa untuk tujuan wisata yang paling favorit ternyata di Cimory. Cimory itu dari studi itu 45 persen orang yang berkunjung ke puncak itu ke Cimory,” terangnya dalam FGD bersama Instran, Jumat (13/12/2024).

“Kemudian yang kedua itu di Taman Safari Indonesia 42,01 persen, kemudian yang menuju puncak pass itu 33 persen, kemudian ke Taman Bunga Nusantara itu 14 persen Kota Bunga 12 persen dan seterusnya sampai dengan Taman Riung Gunung. Jadi itu peta wisata yang menurut studi dari BKT menjadi tujuan utama orang menuju ke puncak,” sambungnya.

Kebiasaan wisatawan saat ke puncak

Tak hanya spot wisata paling ramai, Bayu juga menerangkan kebiasaan yang kerap dilakukan oleh wisatawan saat ke puncak. Banyak dari mereka tetap memilih melewati jalur utama menuju puncak, kendati jalan tersebut selalu macet, terlebih saat libur tiba.

“Dan itu memang kebanyakan melalui jalur utama, jalan nasional ke puncak itu. Jadi betapa padetnya di situ,” imbuhnya.

Penyebab kemacetan lainnya juga mungkin disebabkan oleh wisatawan yang datang di waktu yang berdekatan. Lantaran banyak dari mereka yang berkunjung menghindari jam buka tutup.

“Kemudian kalau kita lihat dari profil perjalanan, ini hasil studi, bahwa 76 persen orang yang menuju puncak itu lebih memilih menghindari jam buka tutup, jadi orang milihnya ‘ah buka tutupnya kapan? Ah nanti aja’, jadi mungkin orang pemikirannya sama jadi numpuk,” tambahnya.

Ia melanjutkan, hanya 14 persen wisatawan yang tetap bepergian di kala jam buka tutup. Sementara hanya 10 persen wisatawan yang menggunakan jalur alternatif menuju puncak. Hal itu bukan tanpa sebab, karena kondisi jalur alternatif juga yang dianggap lebih menantang.

“Orang-orang yang menuju ke puncak memang nggak mau repot kayaknya. Lebih memilih lewat jalur utama. Karena seperti informasi bahwa untuk jalur alternatif itu tidak mudah. Untuk pengemudi yang belum mahir tidak bisa lewat sana. Untuk kondisi mobil pun harus yang di atas 1.500 cc. Karena ada tanjakan yang mungkin membutuhkan kemampuan tertentu untuk bisa mengendarai kendaraan ke arah sana,” jelasnya.

(wkn/wsw)

Membagikan
Exit mobile version