Rabu, September 18


Seoul

Tahukah kamu di mana desa paling mencekam sedunia? Jawabannya ada di Korea Selatan, tepatnya di dekat perbatasan dengan Korea Utara.

Korea Selatan memiliki sebuah wilayah yang ‘paling menegangkan dan menakutkan di dunia’. Wilayah itu bernama Daesong-dong, sebuah desa yang jaraknya hanya ‘selemparan’ batu saja dari Korea Utara.

Daesong-dong merupakan desa yang berada dalam Zona Demiliterisasi (Demilitarized Zone/DMZ) Korea. Kota ini memiliki sekitar 200 penduduk, yang sebagian besar merupakan lansia.


Secara administratif, Daesong-dong masuk dalam wilayah Kota Paju, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan. Desa yang dikenal sebagai Desa Kebebasan atau Freedom Village ini hanya berjarak 365 meter dari Korea Utara dan telah diisolasi sejak Korsel dan Korut gencatan senjata pada 1953.

Dilansir dari The Guardian, warga yang tinggal di Daesong-dong umumnya bekerja sebagai petani. Mereka biasa bertani di bawah pengawasan militer.

Park Se-un, warga Daesong-dong yang lahir dan besar di daerah itu, mengaku terbiasa hidup dengan ketegangan politik antar-Korea. Insiden balon sampah, misalnya, yang belakangan terjadi di perbatasan Korea adalah salah satu makanan sehari-harinya.

Peristiwa ketika tentara Korut menerobos masuk ke Korsel hingga berujung pelepasan tembakan juga bukan lagi hal baru.

Ketegangan-ketegangan seperti itu pun terus menghantui. Para penduduk desa tak pernah putus harapan agar kawasan perbatasan Korsel dan Korut itu tetap damai.

“Peristiwa-peristiwa ini semua membuat kami cemas. Bagaimana jika sesuatu terjadi? Itu selalu ada di pikiran kami,” katanya.

Gencatan senjata Korsel dan Korut pada 1953 sendiri menandakan bahwa kedua Korea secara teknis masih berperang hingga saat ini.

Untuk meredam risiko konflik di DMZ, Korsel dan Korut menjalin perjanjian militer pada 2018 lalu. Namun demikian, kesepakatan itu batal baru-baru ini imbas tensi yang terus meningkat.

Sejak perjanjian damai batal tujuh bulan lalu, tentara-tentara di masing-masing perbatasan pun dilaporkan mulai kembali membawa senjata api serta membangun pos penjagaan.

“Ada lebih banyak personel, lebih banyak senjata, dan mereka sama-sama saling berusaha mendekat,” kata Letnan Kolonel Livio Räber, seorang perwira operasi untuk Komisi Pengawas Negara-negara Netral (NNSC) Swiss.

Seiring dengan ketegangan yang terus meningkat, para penduduk di Desa Daesong-dong pun rutin menerima peringatan di ponsel mereka.

Berdasarkan tangkapan citra satelit, Korea Utara saat ini sedang membangun sesuatu yang terlihat seperti benteng penghalang anti-tank. Sejumlah ahli percaya benteng itu untuk mencegah pembelotan di antara tentara Korea Utara.

——–

Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version