Rabu, Februari 12

Jakarta

Kecepatan internet Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara. Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) ungkap biang kerok yang bikin internet Indonesia lemot.

Rudi Purwanto selaku Chairman of Working Group Spectrum ATSI, mengutip data dari Speedtest dari Ookla mengungkapkan bahwa kecepatan unduh dan unggah, di Indonesia masih sangat rendah karena latensinya tinggi.

“Latensi tinggi karena implementasi 5G itu belum optimal. Beda kalau kita pakai 5G dengan kita pakai 4G, itu latensinya pasti berbeda. Hampir 10 kalinya ya,” ungkap Rudi di Selular Business Forum, Jakarta, Senin (10/2/2025).


Rudi pun mengatakan yang mempengaruhi latensi tinggi itu bersumber dari penggunaan teknologi Carrier Aggregation (CA), yakni sebuah teknik yang memungkinkan pemanfaatan lebih dari satu spektrum frekuensi sehingga layanan internet yang dirasakan pengguna akan semakin optimal.

Kendati begitu, Rudi mengatakan, adanya tambahan frekuensi baru bisa menjadi dorongan internet yang diakses pengguna semakin kencang dari sebelumnya. Sebagai informasi, Komdigi berencana melakukan lelang frekuensi 700 MHz, 1,4 GHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz di tahun ini.

“Jadi, lelang salah satu satu poin yang paling optimal adalah segera mengoptimalkan adalah segera mengoptimalkan 5G hadir di Indonesia dengan spektrum-spektrum yang memang ideal. Ini untuk menjawab terkait latensi dan kecepatan,” jelasnya.

Disampaikan, Indonesia sangat membutuhkan tambahan spektrum baru untuk mengejar ketertinggalan, khususnya soal kecepatan internet. Rudi membandingkan negara lain, seperti Vietnam, Thailand, Filipina, Myanmar, Singapura, dan Laos sudah mengalokasikan spektrum frekuensi 2,6 GHz.

“Pita frekuensi 3,5 GHz sudah dialokasikan oleh Filipina, sedangkan pita frekuensi 26 GHz sudah dialokasikan di Filipina dan Vietnam. Ini adalah PR yang harus dijawab, cara menjawabnya tadi sebenarnya, fokus di low band dan mid band sebagai future band yang memang sangat dibutuhkan,” tutur Rudi.

(agt/fay)

Membagikan
Exit mobile version