
Jakarta –
Mat Solar mengidap stroke sejak 2017. Dirinya juga sudah memutuskan pensiun dini dari dunia hiburan sebelum sakit stroke.
Aktor bernama lengkap Nasrullah itu memutuskan tak lagi berakting sejak merampungkan sinetron Tukang Bubur Naik Haji pada 2012-2013. Hal itu pernah diungkapkan oleh Haidar, putra bungsunya pada wawancara di kawasan Transmedia, Jakarta Selatan, Selasa (7/3/2023).
Haidar mengatakan, ayahnya memutuskan tak lagi mau mengambil job karena capek main sinetron. Hasil kerja keras Mat Solar selama berkecimpung di dunia hiburan sejak 1982-2013 menjadi aset dan investasi.
Pada 2017, Mat Solar sakit stroke dan benar-benar tak bisa beraktivitas. Selama sakit dan tidak bekerja, kehidupan Mat Solar tetap terjamin. Ini menjadi hal yang patut diacungi jempol.
“Iya (hidupnya sederhana), nggak pernah foya-foya, beli mahal-mahal nggak pernah,” kata Haidar saat mengisi Rumpi: No Secret dilihat pada channel YouTube TransTV Official, Sabtu (22/3/2025).
“Selalu buat tanah, buat diputerin lagi uangnya,” sambungnya.
Haidar bersyukur gaya hidup ayahnya yang sederhana membuat kondisi finansial keluarga mereka terjaga. Walaupun Mat Solar sebagai kepala keluarga sakit dan tak lagi bekerja.
“Makanya alhamdulillah pas Ayah yang udah drop kayak gini masih tetap ada terus uangnya. Alhamdulillah,” ujarnya.
Pengobatan Mat Solar juga terpenuhi dengan baik. Bahkan, saat Mat Solar sakit tidak ada aset yang terjual.
“Cukup untuk berobat Ayah. Iya (tidak ada aset dijual),” kata Haidar.
Aset Mat Solar yang terjual adalah tanah seluar 1.300 m2 karena digusur guna keperluan pembangunan tol Cinere-Serpong. Nilai ganti rugi tanah tersebut mencapai Rp 3,3 miliar.
Namun, ganti rugi tanah tersebut sampai Mat Solar meninggal dunia pada 17 Maret 2025 belum dibayarkan. Itu karena tanah tersebut masih menjadi sengketa dengan pemilik sebelumnya, Haji Idris.
Sampai saat ini keluarga terus memperjuangkan tanah tersebut. Setelah tiga hari Mat Solar meninggal dunia kabar baik muncul.
Pihak Haji Idris dan keluarga Mat Solar berdamai untuk urusan sengketa tanah. Momen perdamaian itu terjadi di kantor kuasa hukum Muhammad Idris, Endang, di kawasan BSD, Tangerang, Kamis 20 Maret 2025.
Muhammad Idris turut bersalaman dengan ahli waris Mat Solar yang diwakilkan oleh putra sulungnya, Idham Aulia. Endang menyebut sengketa tanah seluas 1.313 m2 itu memiliki nilai Rp 3,3 miliar. Uang itu dikonsinyasikan di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten.
Endang juga menyebut perjanjian perdamaian sudah ditandatangani. Rencananya, Jumat (21/3) permohonan pencairan dana konsinyasi diajukan ke PN Tangerang dan menunggu proses pencarian.
(pus/ass)