Minggu, Juli 7


Jakarta

Tren olahraga di malam hari akhir-akhir ini kian meningkat peminatnya. Sebagian masyarakat memilih ‘mencari keringat’ di malam hari karena sejumlah alasan, salah satunya mereka tak memiliki waktu luang di pagi hingga sore hari karena aktivitas yang padat seperti bekerja.

Mereka yang memilih untuk berolahraga malam biasanya melakukan jenis olahraga ringan seperti jogging, berjalan, atau bersepeda. Namun, tak sedikit pula yang melakukan olahraga dengan intensitas berat seperti futsal, mini soccer, bahkan sepak bola.

Spesialis kedokteran olahraga, dr Muhammad Ikhwan Zein, SpKO., SubSp ALK(K) mengatakan mereka yang ingin berolahraga di malam hari sebaiknya memilih intensitas yang sedang hingga ringan.


“Olahraga malam dianjurkan intensitasnya ringan sampai sedang saja,” ujar dr Wawan ketika dihubungi detikcom, Rabu (3/7/2024).

dr Wawan mengimbau kepada masyarakat yang berolahraga malam untuk menghindari memilih jenis aktivitas dengan intensitas berat seperti futsal, basket, atau sepak bola. Selain akan mengganggu waktu istirahat dari tubuh, hal ini juga berpotensi memicu datangnya stres karena naiknya hormon kortisol.

“Karena intensitas berat justru akan memicu (meningkatnya) hormon kortisol dan mengganggu waktu istirahat,” beber dr Wawan.

Selain itu, pemilihan waktu untuk olahraga malam juga tak kalah penting untuk digarisbawahi. dr Wawan menyarankan untuk mereka yang ingin olahraga malam untuk tidak melakukan aktivitas di atas pukul 10 malam.

“Saran saya, maksimal pukul 22.00 (10 malam) sudah selesai olahraga. Supaya tidak mengganggu aktivitas harian besoknya dan memiliki waktu istirahat cukup, 6-8 jam sehari,” tutupnya.

(dpy/suc)

Membagikan
Exit mobile version