Jakarta –
Biaya pemasok air di Inggris bakal naik lebih dari 36% dalam lima tahun mendatang. Tentu saja, tarif air rumah tangga otomatis naik sekitar 40% atau kira-kira £31 atau Rp 637.000 lebih per tahun, rata-rata £157 (Rp 3,2 juta) selama lima tahun, dan akan menjadi £597 (Rp 12,2 juta) pada tahun 2030.
Kenaikan akan terjadi tahun depan. Dengan begitu, kenaikan tagihan rata-rata akan menjadi £86, yang bilang dikonversikan setara Rp 1,7 juta menurut Water Services Regulation Authority (Ofwat). Ofwat merupakan badan yang bertanggung jawab atas regulasi ekonomi industri air dan pembuangan limbah yang diprivatisasi di Inggris dan Wales.
Wacana ini hadir setelah Ofwat menyetujui rencana untuk membersihkan sungai-sungai dan mengamankan supply air minum jangka panjang. Kenaikan tarif air disebabkan ‘twin crisis’ yakni krisis air dan polusi.
Melansir Mirror UK, Kamis (19/12/2024) kenaikan ini jauh lebih tinggi dari proposal awal Ofwat di bulan Juli yang ‘hanya’ naik 21%. Akan tetapi, regulator beranggapan angka ini sudah cukup adil untuk kondisi sekarang dan di masa depan para customer.
Bersamaan dengan kenaikan tersebut, pemasok air juga berjanji menaikkan proporsi pelanggan yang akan menerima bantuan dari tagihan mereka, dari 4% menjadi 9%.
Kenaikan terbesar akan dialami oleh pelanggan Southern Water, yang akan mengalami kenaikan tagihan sebesar 53% selama lima tahun ke depan. Saat ini, pelanggan Southern Water memiliki tagihan rata-rata sebesar £420 (sekitar Rp 8,6 juta). Tetapi dalam waktu lima tahun, tagihan ini akan naik menjadi £642 (Rp 13,1 juta). Thames Water akan menaikkan tagihan sebesar 35% dari rata-rata £436 (Rp 8,95 juta) per tahun menjadi £588 (Rp 12 juta lebih) untuk 16 juta pelanggannya.
Pelanggan Wessex Water akan mengalami kenaikan tagihan terendah, yaitu sebesar 21%. Satu-satunya pelanggan yang akan mengalami penurunan tagihan tahunan pada tahun 2030 adalah SES Water. Perusahaan ini akan mengurangi tagihan mereka sebesar 3% selama lima tahun ke depan. Ini akan menurunkan tagihan rata-rata dari £221 (Rp 4,5 juta) per tahun menjadi £215 (turun kira-kira Rp 100.000-200.000-an).
“Kami menyadari bahwa ini adalah masa sulit bagi banyak orang, dan kami sangat menyadari dampak kenaikan tagihan terhadap beberapa pelanggan. Itulah mengapa sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan dukungan mereka bagi pelanggan yang kesulitan membayar,” kata Kepala eksekutif Ofwat David Black.
“Kami telah memeriksa dengan saksama semua permintaan pendanaan untuk memastikan bahwa permintaan tersebut memberikan nilai yang sepadan dengan uang yang dikeluarkan dan memberikan perbaikan nyata sekaligus memastikan sektor tersebut dapat menarik tingkat investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan lingkungan,” janjinya.
Sebagai informasi, saat ini tengah terjadi kemarahan publik atas pembuangan limbah ke saluran air dan tekanan berkelanjutan pada keuangan rumah tangga. Namun, regulator mengatakan kenaikan tagihan akan membantu membayar peningkatan senilai £104 miliar (Rp 2.134 triliun) untuk sektor tersebut.
“Kita menghadapi krisis ganda berupa polusi air dan kekurangan air karena Partai Konservatif menolak berinvestasi untuk meningkatkan infrastruktur air yang rusak. Sebaliknya, mereka membiarkan perusahaan air mengalihkan uang pelanggan untuk mengisi kantong para eksekutif dan pemegang saham mereka,” ujar Menteri Lingkungan Steve Reed kepada Telegraph.
Reed bahkan mengatakan bahwa masyarakat berhak untuk marah. Sementara sekretaris lingkungan hidup menyebut bahwa pemerintahan bersumpah bakal membersihkan sungai, danau, dan laut untuk seterusnya.
Lebih lanjut, organisasi konsumen telah menyatakan kekhawatiran bahwa banyak rumah tangga tidak akan mampu menanggung kenaikan tajam tagihan air. Banyak yang telah mendesak perusahaan air untuk memberikan lebih banyak dukungan. Mike Keil, kepala eksekutif Dewan Konsumen untuk Air (CCW), mencatat bahwa setidaknya dua dari lima rumah tangga akan kesulitan untuk menanggung kenaikan ini.
“Rencana perusahaan yang ada tidak memenuhi komitmen yang mereka buat sebelumnya untuk mengakhiri kemiskinan air di Inggris pada tahun 2030, dan Ofwat harus mendorong mereka lebih keras untuk mewujudkannya,” ucap Keil.
(ask/fay)