Sabtu, September 28


Jakarta

Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi Indonesia akan mengalami banjir orang lanjut usia (lansia) pada rentang 2035-2040. Adapun jumlah lansia diperkirakan mencapai 17 hingga 20 persen dari komposisi demografi penduduk.

Untuk menghadapi demografi tersebut, BRIN menggiatkan literasi mengenai kesehatan fisik serta kejiwaan orang lansia.

“Dengan prediksi proporsi lansia yang semakin meningkat, kita punya tugas untuk memastikan kita di masa yang akan datang sebagai lansia nantinya tetap dapat produktif dan berkontribusi pada perekonomian negara,” ujar peneliti Pusat Riset Kependudukan BRIN Resti Pujihasvuty dalam webinar ‘Lansia-Ku di Era Ageing Population’, dikutip dari Antara, Jumat (21/6/2024).


Resti mengungkapkan pada 2035, jumlah lansia diprediksi mendekati dua kali lipat dari 2020 yang jumlahnya 26 juta jiwa, sehingga pada 2035-2040 jumlahnya menjadi 48 juta jiwa.

Menurut riset yang dipublikasikan oleh Universitas Respati Indonesia (URINDO), ketika lansia menghabiskan masa tua dalam kondisi sakit fisik maupun jiwa, total peluang ekonomi keluarga yang hilang setiap bulan sedikitnya Rp 1 triliun.

Lebih lanjut, riset itu mengasumsikan seorang lansia sehat dan tetap produktif dapat memiliki penghasilan sekitar Rp 1 juta per bulan. Di sisi lain, anggota keluarga yang mengasuh lansia dalam kondisi sakit diasumsikan kehilangan sedikitnya Rp 4 juta setiap bulan.

Karena itu, BRIN menekankan pentingnya menggiatkan edukasi dan literasi mengenai cara menjaga kesehatan fisik maupun jiwa individu saat memasuki usia senja. Salah satunya dengan memastikan lansia tidak kesepian, karena kondisi itu dapat berdampak negatif bagi kesehatannya.

Resti juga menyebutkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi lansia yang mengalami gangguan jiwa ringan sebesar 12,8 persen. Sementara, prevalensi lansia yang mengalami depresi sebesar 7,7 persen.

“Jadi memang kondisi kesepian memiliki aspek negatif terhadap kesehatan jiwa lansia, mulai dari menyebabkan depresi, percobaan bunuh diri, tekanan psikologis tinggi, kecemasan, hingga skizofrenia,” jelasnya.

Tak hanya itu, kesepian juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan fisik, seperti serangan jantung, stroke, kanker, diabetes, alzheimer, hingga kematian dini pada lansia. Karenanya, penting bagi lansia untuk memiliki hubungan dan interaksi sosial yang positif dengan keluarganya, serta komunitas sebaya guna menjaga keterhubungan lansia dengan lingkungan sekitarnya.

Simak juga Video ‘Cerita Bahagia Jemaah Haji Lansia: Makanan Enak, Petugasnya Baik’:

[Gambas:Video 20detik]

(kna/kna)

Membagikan
Exit mobile version