
Jakarta –
Kendaraan berusia di atas 15 tahun tak boleh lagi mengisi BBM di New Delhi, India. Pelarangan itu dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara.
Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi, kembali berkuasa di Delhi setelah 27 tahun. Berkaitan dengan hal itu, BJP kini mengumumkan peraturan baru yang cukup mengejutkan bagi para pemilik kendaraan tua di India.
Kendaraan berusia 15 tahun bakal dilarang membeli bahan bakar di Delhi mulai 1 April. Aturan ini secara efektif melarang kendaraan tua untuk beroperasi dengan batasan usia 15 tahun tersebut.
Dikutip Paultan, pada akhir pekan lalu, Menteri Lingkungan Hidup Manjinder Singh Sirsa mengatakan akan membentuk tim untuk mengidentifikasi kendaraan-kendaraan tua. Tak cuma itu, akan ada juga perangkat yang dipasang dan bisa mengetahui usia dari kendaraan. Dengan demikian, kendaraan yang masuk kriteria, tak akan bisa mengisi BBM.
“Kami memasang perangkat di stasiun pengisian bahan bakar yang akan mengidentifikasi kendaraan lebih dari 15 tahun dan tidak ada BBM yang tersedia untuk mereka,” ujar Singh Sirsa seperti dilaporkan NDTV.
India merupakan salah satu negara polutif di dunia. Menurut laporan India National Air Quality Index (AQI), kualitas udara di Delhi, AQI-nya tembus 350an dengan keterangan ‘very poor’ atau sangat tercemar.
Sebelumnya, India sudah memiliki rencana untuk membatasi mobil bensin dan juga mobil diesel. Kendaraan bertenaga diesel yang berusia lebih dari 10 tahun dan kendaraan bensin yang berusia lebih dari 15 tahun tidak diperbolehkan melintas di jalan. Dalam perintah tahun 2021 disebutkan, kendaraan yang masuk kategori di atas akan disita dan dikirim ke tempat rongsokan jika ditemukan di jalanan setelah 1 Januari 2022.
Sirsa mengatakan bahwa fokus awal pemerintah adalah pada kendaraan berat yang masuk ke Delhi. Tim juga akan memeriksa apakah peraturan tersebut berjalan.
“Kami hanya memiliki satu tujuan, mereka yang menyebabkan polusi juga harus menyediakan solusi. Ketika kami mengurangi polusi di negara bagian kami, barulah kami bisa memberitahu negara bagian lainnya. Faktor yang ada di Delhi berkontribusi terhadap 50 persen dari polusi di Ibu Kota,” terangnya.
(dry/din)