Selasa, Maret 25


Jakarta

Salah satu masjid bersejarah di Kota Cirebon adalah Masjid Agung Keraton Kanoman. Dan di momen Ramadan ini banyak yang berkunjung ke masjid tersebut.

Menjalankan puasa sambil mengunjungi masjid yang terletak di belakang Pasar Kanoman, dekat Alun-alun Keraton Kanoman ini menjadi salah satu yang istimewa. Bangunan masjid yang ikonik, menjadikan banyak pengunjung rela berlama-lama di dalam masjid.

Dikutip dari detikJabar, Minggu (23/32025) sebelum memasuki area masjid, pengunjung akan disambut dengan gapura kembar berwarna putih dengan hiasan emas di temboknya.


Di bagian depan juga, terdapat papan informasi bertuliskan tujuan masjid didirikan, yakni Masjid Agung Keraton Kanoman sebagai lambang keraton yang menganut dan mengembangkan agama Islam.

Masuk lagi ke dalam, terdapat area serambi yang cukup luas, di atasnya terdapat atap genteng yang disanggah dengan deretan kayu berwarna hijau. Tampak di bagian atap juga terlihat deretan lampu tua yang menggantung di atap masjid.

Untuk memasuki ruang utama, pengunjung diharuskan untuk berwudu atau mencuci kaki terlebih dahulu di area tempat wudu yang ada di samping masjid.

Di dalam ruang utama masjid, terlihat ornamen keramik cina di bagian depan dekat mimbar, ukiran kayu di dinding, dengan atap berbentuk limas yang terbuat dari kayu.

Suasana sejuk dan adem langsung terasa saat berada di dalam area masjid. Hembusan angin yang masuk melalui atap limas masjid yang ditopang dengan 4 pilar kayu jati, membuat suasana di dalam masjid menjadi semakin nyaman. Di bulan Ramadan seperti sekarang, terlihat beberapa orang sedang tadarus di area dalam masjid yang nyaman.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Keraton Kanoman juga digunakan sebagai tempat menyelenggarakan beberapa tradisi rutin di Keraton Kanoman seperti Panjang Jimat, Pelal, Tawasulan dan Marhabanan. Saat prosesi tradisi seperti Panjang Jimat berlangsung, area dalam masjid akan ditutup sementara sampai acara tradisi selesai.

Masjid Agung Keraton Kanoman Cirebon. (Fahmi Labibinajib/detikJabar)

Pegiat sejarah Cirebon, Farihin menjelaskan, Masjid Agung Keraton Kanoman dibangun pada tahun 1930 M. Namun, ada dua versi mengenai siapa yang membangun Masjid Agung Keraton Kanoman. Versi pertama dibangun pada masa Sultan Raja Muhammad Zulkarnaen dan versi kedua dibangun oleh Sultan Badridin.

Farihin memaparkan, mulanya, Masjid Agung Keraton Kanoman tidak digunakan untuk salat Jumat seperti sekarang. Namun, hanya digunakan sebagai tempat ibadah salat 5 waktu dan acara tradisi Keraton Kanoman. Baru, pada masa Sultan Djamaluddin yang berkuasa dari tahun 1989 sampai 2002, Masjid Agung Keraton Kanoman digunakan sebagai tempat salat Jumat.

Menurut Farihin, tidak dilaksanakannya salat Jumat di Masjid Agung Keraton Kanoman disebabkan karena Sultan Kanoman terdahulu melakukan salat Jumat di Masjid Sang Cipta Rasa yang ada di dekat Keraton Kasepuhan Cirebon.

“Masjid itu awalnya belum dipakai untuk salat Jumat tapi baru di era Sultan Djalaludin dipakai Salat Jumat. Karena Sultan Kanoman dulu salat Jumatnya di Sang Cipta Rasa,” tutur Farihin.

Meskipun berusia hampir seratus tahun, Masjid Agung Keraton Kanoman masih digunakan hingga hari ini. Bagi yang berminat mengunjungi Masjid Agung Keraton Kanoman bisa langsung datang ke Jalan Kanoman Utara, RW 10, Pekalipan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon.

—–
Artikel ini telah tayang di detikJabar.

(upd/upd)

Membagikan
Exit mobile version