Jakarta –
Incar prestasi di Asian Winter Games, Indonesia buka peluang naturalisasi atlet. Hal itu disampaikan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari.
Okto, sapaan karibnya, mengatakan itu seusai mengukuhkan Tim Indonesia menuju Asian Winter Games Harbin 2025, di Kantor Komite Olimpiade Indonesia (KOI) pada Kamis (30/1/2025).
Ajang tersebut akan terselenggara di Harbin, China, pada 7-14 Februari. Indonesia akan mengirim enam atlet dari tiga nomor yaitu figure skating, short track speed skating, ice dancing dari cabang olahraga ice skating.
Mereka adalah Michelle Edgina Axille, Kelly Elizabeth Supangat, Arsa Mizan Putra Firdaus, Marva Kayana Putra Firdaus, Tasya Putri Permatasari, dan Dwiki Eka Ramadhan.
“Ini akan menjadi batu loncatan. Tapi ada hal lain yang Insyaallah jadi hal menarik. Mudah-mudahan ada kejutan dari Harbin. Sekali lagi olahraga bukan cuma kompetisi tapi partisipasi yang utama bahwa Indonesia itu ada baik di summer maupun winter,” kata Okto dalam jumpa persnya.
“Soal jumlah (atlet yang dikirim), olahraga itu kan variatif. Mungkin saat ini kita tinggi, besok rendah. Itulah dinamika di olahraga. Kami terima kasih dengan dukungan dari Kemenpora. Kami akan terus mendorong semua anggota NOC baik olympic number maupun non terlayani dengan baik,” ujarnya.
Di Asian Winter Games ini, Indonesia memang baru menurunkan enam pemain tapi Indonesia harus punya cita-cita besar ke Olimpiade musim dingin. Nah, mewujudkan ambisi itu, Okto terbuka dengan gagasan menaturalisasi atlet yang sudah familiar dengan olahraga musim dingin.
Indonesia terakhir kali mengirim atlet dalam jumlah besar di Asian Winter Games di Saporo 2017 yaitu 34 atlet dari tiga cabang olahraga.
“Namanya cita-cita kan enggak boleh tanggung-tanggung. Kalau bisa ikut olimpiade musim dingin kenapa tidak?” ucapnya.
“Tadi saya sudah berbicara dengan Pak Surono (Deputi IV bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora) secara informal tidak menutup kemungkinan diaspora kita, atau potensi para atlet yang tersebar di seluruh dunia yang mungkin akan mewarnai prestasi olahraga Indonesia.”
“Memang faktanya olahraga musim dingin tidak semuanya bisa latihan di Indonesia, yang ini bisa karena ada ice ring. Tapi yang lain (cabor) tidak bisa karena enggak ada saljunya,” tutur Okto.
“Saya tidak pernah khawatir dengan naturalisasi. Naturalisasi itu memperkaya kualitas dan kuantitas. Indonesia kan negara besar. Indonesia harus lebih besar lagi. Bayangkan dengan adanya naturaliasi jumlah orang Indonesia semakin banyak, dan kuantiasnya semakin baik. Itu pasti akan memotivasi orang Indonesia supaya semakin baik,” Okto mempertegas.
Sementara itu, atlet ice dancing Tasya Putri Permatasari menyatakan kesiapannya menuju AWG bulan depam sudah maksimal.
“Insyaallah bisa menampilkan yang terbaik buat bangsa Indonesia. Kendalanya karena ini cabor baru jadi kita kekurangan pelatih. Jadi, kami panggil dari luar atau latihan secara online,” kata Tasya dalam kesempatan yang sama.
“Target saya lebih baik dari lomba sebelumnya karena kami baru. Semoga dengan event ini bisa tampil terbaik dan terkenal juga Indonesia karena punya ice dance. Sebab, selama ini orang tahunya ada figure skating. Yang terbaik itu nilai poin. Poin terbaik saya terakhir kali 97. Lawan kita sudah menang-menang terus,” ucap Tasya.
(mcy/aff)