Minggu, Maret 23

Jakarta

Di galaksi nun jauh di sana, yang disebut dengan JADES-GS-z14-0, ilmuwan mendeteksi adanya oksigen di sana. Usianya sudah 300 juta tahun dan dikenal sebagai pusat terciptanya alam semesta .

Temuan oksigen adalah hal yang sangat penting. Hanya hidrogen dan helium yang terbentuk dalam ledakan Big Bang.

Oksigen terbentuk ketika bintang-bintang yang berevolusi melebur helium dan bukan hanya hidrogen. Keberadaan oksigen di galaksi ini menunjukkan bahwa galaksi sebenarnya lebih berevolusi daripada yang diperkirakan sebelumnya.


“Ini seperti menemukan seorang remaja di mana Anda hanya akan mengharapkan bayi,” penulis pertama dari makalah pertama Sander Schouws di Leiden Observatory.

“Hasil penelitian menunjukkan galaksi telah terbentuk dengan sangat cepat dan juga mengalami pematangan dengan cepat, menambah bukti yang berkembang bahwa pembentukan galaksi terjadi jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan,” sambungnya.

Galaksi tersebut baru ditemukan oleh James Webb Space Telescope (JWST) NASA tahun lalu, tetapi ditindaklanjuti dengan Atacama Large Millimeter Array (ALMA). Lewat ALMA, diketahui bahwa JADES-GS-z14-0 memiliki unsur-unsur berat 10 kali lebih banyak dari yang diperkirakan.

Stefano Carniani dari Scuola Normale Superiore di Pisa, penulis utama makalah kedua mengaku tercengang oleh hasil yang tak terduga ini karena hal itu membuka pandangan baru tentang fase-fase awal evolusi galaksi.

“Bukti bahwa galaksi sudah matang di alam semesta yang masih muda menimbulkan pertanyaan tentang kapan dan bagaimana galaksi terbentuk,” ujarnya.

Data dari ALMA juga membantu menentukan usia galaksi ini. Diungkaplah angka 294 juta tahun setelah Big Bang.

JADES-GS-z14-0 sangat terang dan jelas, jadi diharapkan pengamatan yang paling jauh pun dapat dilakukan tahun depan. Gergö Popping, astronom ESO di Pusat Regional ALMA Eropa yang tidak ikut serta dalam penelitian tersebut menambahkan dia terkejut dengan deteksi oksigen yang jelas di JADES-GS-z14-0.

“Hal itu menunjukkan galaksi dapat terbentuk lebih cepat setelah Big Bang daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hasil ini menunjukkan peran penting yang dimainkan ALMA dalam mengungkap kondisi di mana galaksi-galaksi pertama di alam semesta kita terbentuk,” ungkapnya.

Penelitian ini sudah dipublikasikan di The Astrophysics Journal dan Astronomy & Astrophysics. Demikian melansir IFLScience, Sabtu (22/3/2025)

(ask/fay)

Membagikan
Exit mobile version