Sabtu, Februari 1

Jakarta

Doomsday Clock atau Jam Kiamat 2025 telah diumumkan 89 detik menuju waktu tengah malam. Ilmuwan menyebut Amerika Serikat, Rusia, dan China bertanggung jawab mengembalikan Bumi ke jalur yang benar.

Jam Kiamat adalah jam simbolis yang menggambarkan kemungkinan risiko bencana global buatan manusia. Simbol ini dikelola sejak 1947 oleh para ilmuwan yang tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientists (BAS). Semakin dekat jarum jam menuju waktu tengah malam, menandakan umat manusia semakin dekat dengan ‘kiamat’ atau bencana global.

“Para pemimpin negara dan masyarakat mereka telah gagal melakukan apa yang diperlukan untuk mengubah arah. Akibatnya, kita sekarang mengubah Jam Kiamat dari 90 detik (Jam Kiamat 2023 dan 2024) menjadi 89 detik mendekati tengah malam. Ini adalah waktu terdekat dengan bencana sepanjang sejarah Jam Kiamat sejak diumumkan,” demikian pernyataan para ilmuwan yang dikutip dari situs resmi BAS.


Berbagai ancaman global menjadi pertimbangan para ilmuwan mengatur waktu Jam Kiamat 2025, termasuk proliferasi senjata nuklir, teknologi disruptif seperti kecerdasan buatan, perang Rusia-Ukraina, perang Israel-Hamas, konflik Israel-Hizbullah, ancaman biologis, dan krisis iklim yang berkelanjutan.

Terkait nuklir, ilmuwan menyoroti Rusia yang menangguhkan kepatuhan terhadap perjanjian New START dan menarik ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif. China, dengan cepat meningkatkan persenjataan nuklirnya. Lalu AS telah mengabaikan perannya yang seharusnya memberikan peringatan.

Alih-alih, ketiga negara tersebut cenderung memperluas persenjataan nuklirnya dan mengadopsi sikap yang memperkuat keyakinan bahwa penggunaan senjata nuklir ‘terbatas’ dapat dikelola.

Demikian juga dengan sikap para kepala negara terkait dengan perubahan iklim dan pemanasan global. “Ada hambatan kebijakan yang sangat besar secara global: khususnya yang mengkhawatirkan, kampanye pemilihan umum di berbagai negara menunjukkan perubahan iklim menjadi prioritas rendah di AS dan banyak negara lain,” kata ilmuwan.

Dalam pernyataan tersebut, ilmuwan terang-terangan menyebut AS, Rusia, dan China sebagai ‘biang kerok’ terjadinya bencana global dan meminta agar ketiganya berbuat hal yang benar.

“Terus menerus mengikuti jalan yang ada saat ini secara membabi buta adalah sebuah kegilaan. AS, Rusia, dan China memiliki kekuatan kolektif untuk menghancurkan peradaban,” kata ilmuwan.

“Ketiga negara ini memiliki tanggung jawab utama untuk menyelamatkan dunia dari jurang kehancuran, dan mereka dapat melakukannya jika para pemimpin mereka secara serius memulai diskusi dengan itikad baik tentang ancaman global yang diuraikan di sini. Meskipun mereka memiliki perbedaan pendapat yang mendalam, mereka harus mengambil langkah pertama itu tanpa menunda. Dunia bergantung pada tindakan segera,” tegas mereka.

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version