Selasa, Oktober 8

Jakarta

Ahli mengungkapkan kekhawatiran terkait keberadaan flu burung H5N1 dan potensinya untuk menjadi pandemi. Dikutip dari Science Alert, sudah ada puluhan juta burung, lebih dari 40 ribu singa laut dan anjing laut yang mati akibat penyakit tersebut. Bagi hewan, ini sudah menjadi suatu ‘pandemi’.

Potensi penularan H5N1 pada manusia sebenarnya masih tergolong kecil. Namun, para ahli khawatir virus tersebut dapat berpindah ke manusia secara berkelanjutan dan lebih luas. Berikut ini adalah beberapa alasannya:

1. Kasus pada Manusia Bertambah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa waktu lalu mengumumkan adanya kasus infeksi H5N1 pertama di Australia pada Maret. Pasien tersebut merupakan anak berusia dua tahun yang baru saja kembali dari perjalanan ke India.


Anak tersebut mengalami gejala kehilangan nafsu makan, demam, batuk, muntah, hingga sering rewel. Anak tersebut akhirnya harus dirawat selama dua setengah minggu, termasuk di unit perawatan intensif.

“Ada begitu banyak virus saat ini. Dan jelas virus ini sedang berubah, dan melakukan hal-hal baru dan tidak terduga,” kata Christopher Dye, seorang profesor dan peneliti senior di Universitas Oxford.

“Influenza selalu menjadi perhatian selama beberapa dekade, dan bentuk influenza khusus ini setidaknya telah terjadi selama dua dekade. Tetapi sekarang, saya rasa, hal ini telah meningkat ke tingkat kekhawatiran yang lebih besar dari sebelumnya,” tambahnya.

2. Tikus Bisa Membawa Flu Burung

Departemen Pertanian Amerika Serikat dalam sebuah pemeriksaan mengungkapkan sebanyak 47 tikus rumahan di sebuah peternakan New Mexico dinyatakan positif H5N1. Sampel tersebut dikumpulkan di awal Mei dan ahli menduga tikus tersebut tertular akibat meminum susu mentah dari sapi yang terinfeksi.

“Tikus ada di mana-mana. Mereka berada di sekitar hewan lain, dan sering berada di sekitar manusia. Ini sedikit mengkhawatirkan,” kata profesor kedokteran Universitas California Dr Monica Gandhi.

Hal ini dikhawatirkan membuat virus menjadi lebih dekat dengan kehidupan manusia.

Membagikan
Exit mobile version