Minggu, Oktober 20

Jakarta

Pekan ini, Elon Musk membuat klaim mengejutkan bahwa sebuah kota dengan satu juta penduduk akan berkembang pesat di Mars dalam waktu 30 tahun.

Seorang ilmuwan terkemuka, Profesor Andrew Coates, fisikawan dan peneliti Mars dari University College London (UCL) telah memperingatkan bahwa rencana Musk bisa membawa bencana.

Coates berpendapat bahwa pemukim manusia akan mencemari planet ini dan membahayakan pencarian kehidupan alien. Ia mengklaim bahwa manusia seharusnya hanya mengirim satu astronaut ke Mars jika ingin mengetahui kebenaran tentang kehidupan di Tata Surya kita.


“Hal terakhir yang perlu kita lakukan adalah membawa kehidupan dari Bumi ke Mars. Eksplorasi robotik adalah jalan keluarnya,” ujarnya seperti dikutip dari Daily Mail.

Klaim baru Musk tentang masa depan eksplorasi manusia di Mars muncul saat SpaceX membuat terobosan terbesarnya saat ini. Pada 13 Oktober, SpaceX berhasil mendaratkan pendorong Super Heavy setinggi 71 meter.

Pendorong membawa roket seberat 3.000 ton sejauh 65 km ke udara sebelum terlepas dan mengarahkan dirinya kembali ke landasan peluncuran tempat ia tersangkut di lengan ‘Mechazilla’ yang berbentuk seperti sumpit.

Pendorong tersebut adalah yang terbesar yang pernah dirancang oleh SpaceX dan dibutuhkan untuk membawa pesawat ruang angkasa Starship yang besar ke orbit.

Keberhasilan ini meningkatkan harapan untuk perjalanan ruang angkasa yang lebih murah dan lebih efisien yang mampu membawa pemukim dan sumber daya ke Mars.

“Jika peradaban cukup stabil selama kurang lebih 30 tahun ke depan, kota mandiri berpenduduk lebih dari satu juta orang akan dibangun di Mars,” tulis Musk di akun X.

Namun, Profesor Coates memperingatkan bahwa membangun pemukiman manusia dalam skala ini akan menimbulkan masalah serius bagi para ilmuwan. Profesor Coates adalah bagian dari tim yang mengembangkan misi penjelajah Rosalind Franklin NASA yang akan mengebor di bawah permukaan Mars untuk mencari tanda-tanda kehidupan alien mikroba.

Dengan mengirimkan penjelajah manusia ke Planet Merah, SpaceX pasti akan mencemari permukaannya dengan material biologis. Kontaminasi ini akan membuat para peneliti seperti Profesor Coates jauh lebih sulit untuk menemukan tanda-tanda halus kehidupan alien di masa lalu atau masa kini di planet tersebut.

“Pada akhirnya Elon Musk ingin membawa orang ke Bulan dan mungkin ke Mars, tetapi saya pikir kita harus sedikit berhati-hati dengan Mars,” ujar Profesor Coates.

“Kita harus sangat berhati-hati dalam cara kita mempersiapkan misi, melakukan banyak pembersihan teknologi, untuk memastikan kita tidak membawa kehidupan ke Mars dan mengukurnya. Itu hal terakhir yang ingin kita lakukan,” sambungnya.

Musk sering mengatakan bahwa pesawat ruang angkasa Starship dan pendorong Super Heavy akan sangat penting untuk membangun koloni di Mars.

Mars cukup dekat dengan Bumi untuk perjalanan antarplanet sekali setiap 26 bulan, membuat waktu peluncuran menjadi sangat singkat.

Membangun kota di Mars akan membutuhkan peluncuran jutaan ton kargo dan penumpang dalam waktu yang singkat ini.

Musk berharap bahwa kapasitas tinggi dan penggunaan ulang Starship dan Super Heavy akan memungkinkan hal ini. Dan dengan keberhasilan pendaratan pendorong Super Heavy, tujuan ini tiba-tiba tampak lebih realistis.

Namun, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa proyek kolonisasi massal di Mars dapat menghancurkan bukti kehidupan apa pun di planet tersebut.

Beberapa peneliti bahkan telah memperingatkan bahwa kedatangan manusia dapat memusnahkan kehidupan rapuh yang saat ini mungkin hidup di Mars.

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version