Jumat, Oktober 18

Jakarta

Sebuah animasi yang menggunakan data dari Badan Antariksa Eropa (ESA) memungkinkan kita mendengarkan ‘visualisasi suara’ medan magnet Bumi yang terganggu selama peristiwa Laschamp.

Manusia mungkin tidak terlalu khawatir tentang medan magnet Bumi, dengan asumsi kita tidak perlu bergantung pada kompas untuk navigasi. Magnetosfer umumnya berada di sana, melindungi permukaan Bumi dari partikel bermuatan dari Matahari, dan terkadang menghasilkan aurora yang spektakuler. Namun, medan magnet Bumi tidak setangguh yang kalian kira.

“Kita tahu bahwa selama 200 tahun terakhir, medan magnet telah melemah sekitar 9% dari rata-rata global. Namun, studi paleomagnetik menunjukkan bahwa medan tersebut sebenarnya adalah yang terkuat dalam 100 ribu tahun terakhir, dan dua kali lebih kuat dari rata-rata satu juta tahun,” jelas NASA.


“Sejak pertama kali ditemukan secara tepat oleh perwira Angkatan Laut Kerajaan Inggris dan penjelajah kutub Sir James Clark Ross pada 1831, posisi kutub utara magnet telah berangsur-angsur bergeser ke utara-barat laut sejauh lebih dari 1.100 kilometer, dan kecepatan majunya telah meningkat, dari sekitar 16 kilometer per tahun menjadi sekitar 55 kilometer per tahun,” demikian penjelasan NASA, dikutip dari IFL Science.

Kutub-kutubnya dapat terbalik dalam kurun waktu ratusan atau ribuan tahun, dan ini dapat terjadi secara acak, dengan interval berkisar antara 10 ribu tahun hingga 50 juta tahun atau lebih.

Pembalikan kutub magnet terakhir yang berkelanjutan terjadi sekitar 780 ribu tahun yang lalu, tetapi baru-baru ini, sekitar 41 ribu tahun yang lalu, Bumi mengalami peristiwa Laschamp.

Dengan mempelajari magnetisasi inti sedimen yang diambil dari masa itu, para ilmuwan telah mengidentifikasi bahwa medan magnet sempat berubah selama periode waktu ini.

“Geometri medan dengan polaritas terbalik, dengan garis-garis medan menunjuk ke arah yang berlawanan jika dibandingkan dengan konfigurasi saat ini, hanya berlangsung selama sekitar 440 tahun, dan dikaitkan dengan kekuatan medan yang hanya seperempat dari medan saat ini,” kata peneliti GFZ German Research Centre for Geosciences, Norbert Nowaczyk, yang mempelajari peristiwa tersebut, dalam sebuah pernyataan pada tahun 2012.

“Perubahan polaritas sebenarnya hanya berlangsung selama 250 tahun. Dalam hal skala waktu geologis, itu sangat cepat,” ujarnya.

Peristiwa inilah yang dipilih para ilmuwan di Technical University of Denmark dan GFZ German Research Centre for Geosciences untuk diubah menjadi suguhan audio dan visual. Dengan menggunakan data dari misi Swarm milik ESA dan tempat lain, tim tersebut menciptakan visualisasi untuk mengilustrasikan medan magnet Bumi selama peristiwa Laschamp.

Selain memetakan pergerakan garis medan magnet, tim tersebut menciptakan lanskap suara dari suara-suara alam, seperti batu jatuh dan kayu berderit. Hasilnya adalah suara yang agak menyeramkan yang dapat kalian dengar dalam video di bawah ini.

[Gambas:Youtube]

Meskipun ada klaim bahwa peristiwa itu terkait dengan kepunahan megafauna di Australia dan kepunahan Neanderthal akibat perubahan iklim Bumi, beberapa pakar bersikap skeptis dengan menunjukkan bahwa peristiwa ini tidak sesuai dengan bukti suhu dari inti es.

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version