Kamis, Januari 30

Jakarta

Gunung es terbesar di dunia masih bergerak dan ada kekhawatiran bahwa ia menuju utara dari Antartika dan menabrak pulau Georgia Selatan. Gunung es itu, yang disebut A23a, sebelumnya terperangkap di sekitar gunung bawah laut.

Menurut Andrew Meijers, ahli oseanografi di British Antarctic Survey, sekarang tampaknya gunung es itu bergerak mengikuti arus menuju Georgia Selatan, Wilayah Luar Negeri Inggris di Samudra Atlantik selatan.

“Saat ini gunung es itu berada di arus berkelok-kelok dan tak bergerak langsung menuju pulau itu. Tapi pemahaman kami tentang arus menunjukkan ia kemungkinan akan segera bergerak lagi menuju pulau itu,” kata Meijers yang dikutip detikINET dari CNN.


“Gunung es pada dasarnya berbahaya. Saya akan sangat senang jika gunung es itu tak mengenai kita.”Kami menyalakan lampu sorot sepanjang malam untuk mencoba melihatnya, es bisa datang entah dari mana,” kata kapten laut Simon Wallace dari kapal pemerintah Georgia Selatan, Pharos.

Meski terus mencair, gunung es tersebut tetap menjadi yang terbesar di dunia saat ini. Mencakup area seluas 3.672 kilometer persegi saat diukur pada bulan Agustus, gunung es A23a telah dilacak oleh para ilmuwan sejak terlepas dari lapisan es Filchner-Ronne tahun 1986.

Gunung es tersebut tetap terdampar di dasar Laut Weddell Antartika selama lebih dari 30 tahun, sampai menyusut untuk melonggarkan cengkeramannya di dasar laut. Desember 2023, gunung es tersebut terlepas dan terus bergerak.

Saat itu, Survei Antartika Inggris mengatakan A23a kemungkinan pecah dan mencair saat mencapai pulau terpencil Georgia Selatan. Namun saat ini dalam citra satelit, gunung es itu tampaknya mempertahankan strukturnya dan belum pecah menjadi bongkahan-bongkahan lebih kecil, seperti yang terjadi pada gunung es raksasa sebelumnya.

Sekarang menjadi pertanyaan apakah gunung es itu akan menabrak Georgia Selatan. “Jika terjadi, itu dapat secara serius menghambat akses ke tempat makan bagi satwa liar terutama anjing laut dan penguin yang berkembang biak di pulau itu,” kata Meijers.

Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan memiliki keanekaragaman hayati yang kaya dan merupakan rumah bagi salah satu kawasan konservasi laut terbesar di dunia.

(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version