Selasa, Februari 11

Jakarta

Januari lalu, kemunculan ikan coelacanth di perairan Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo menghebohkan warga setempat. Spesies ini diketahui merupakan ikan purba.

Makhluk tersebut ditemukan seorang nelayan bernama Oskar Kaluku. Sayangnya, ikan dengan panjang 1 meter dan berat 41 kg itu ditemukan dalam keadaan mati.

“Iya, nelayan kami warga Desa Imana (menemukan) ikan ini namanya coelacanth, ini adalah ikan purba, ikan langka yang dilindungi,” ujar Kepala Desa Imana, Isnain Talaban kepada detikcom (19/1/2025), dikutip dari detikSulsel.


Oskar menemukan ikan tersebut saat melaut pada Kamis (16/1) sekitar pukul 16.00 Wita. Menurut penuturan Oskar, ikan tersebut mendekati perahunya.

“Ketika dilihat ikan sudah mendekati perahunya pak Oskar ambil alat pancing namanya gancu, kalau di sini nelayan bilang ganjo, kemudian pak Oskar ambil dengan gancu ini,” beber Imana.

Sesampainya di darat, Oskar memperlihatkan ikan tersebut ke warga sekitar dan banyak yang kaget melihat ikan berukuran besar tersebut.

“Nelayan dan warga di sana melihat ikan itu kaget karena baru pertama kali namanya saja mereka tidak tahu,” terangnya.

Ikan Zaman Dinosaurus

Ikan coelacanth diyakini sudah ada sejak zaman dinosaurus dan dapat hidup selama 100 tahun. Menurut ahli, coelacanth betina dapat hamil selama lima tahun.

Kerap disebut fosil hidup, coelacanth telah ada selama 400 juta tahun. Awalnya ikan ini dianggap punah sebelum ditemukan di Madagaskar pada 1938.

Awalnya, para ilmuwan meyakini coelacanth bisa hidup hingga usia 20 tahun. Namun riset yang diterbitkan di Current Biology menyebut ikan ini bisa hidup selama seabad jika dihitung menggunakan teknik standar penanggalan ikan komersial.

Mengutip laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ikan coelacanth pertama kali ditemukan pada 1938 di Kepulauan Komoro. Di Indonesia, pengamatan terhadap ikan ini dimulai pada 2005, terutama di perairan Sulawesi Utara.

Dalam ekspedisi gabungan menggunakan kapal riset Ocean Explorer milik OceanX pada Agustus 2024, ilmuwan berhasil menemukan lebih dari 15 individu coelacanth di gua bawah laut di Kepulauan Talise, Sulawesi Utara. Penemuan ini merupakan bukti bahwa perairan Indo-Pasifik, termasuk Indonesia, merupakan habitat penting bagi coelacanth.

Peneliti Iktiologi BRIN Haryono menyebut penemuan ikan Coelacanth di Gorontalo tak mengejutkan, karena memang berdekatan dengan wilayah distribusinya, yakni Sulawesi Utara.

“Sebenarnya distribusi ikan coelacanth (Latimeria menadoensis)di laut sekitar Sulawesi Utara. Kemudian pernah terlaporkan di Biak. Dengan demikian untuk Gorontalo tidak terlalu mengejutkan karena masih dekat dengan Sulawesi Utara,” ujar Haryono, dikutip dari CNNIndonesia.com.

Haryono menyebut ikan coelacanth tak hanya ditemukan di Indonesia. Ikan coelacanth jenis lain, Latimeria chalumnae, pernah ditemukan di Madagaskar pada 1938. Namun, yang pernah ditemukan di Biak adalah jenis Latimeria menadoensis.

Saksikan Live DetikPagi :

(rns/afr)

Membagikan
Exit mobile version