Sabtu, Oktober 5


Jakarta

Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh-Sumatra Utara (Sumut). Ide menggelar PON dengan konsep 2 tuan rumah bisa terus dikembangkan di masa mendatang.

“Penunjukan lebih dari satu provinsi sebagai tuan rumah PON XXI/2024 adalah langkah yang inovatif dan positif. Dengan menggabungkan dua provinsi, beban penyelenggaraan dapat dibagi, sehingga masing-masing provinsi dapat fokus pada cabang olahraga tertentu,” kata Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Nurhasan.

Selain memperkuat kerjasama antar daerah, dua tuan rumah dapat mempercepat pembangunan keolahragaan di provinsi tersebut. Tapi ada tantangan dalam model dua tuan rumah itu.


“Tantangan terbesar dari model ini adalah koordinasi antara provinsi dan distribusi sumber daya yang adil. Jika koordinasinya baik, model ini bisa menjadi solusi efektif untuk PON di masa depan. Beberapa masalah teknis seperti transportasi antar venue dan sinkronisasi jadwal pertandingan di kedua lokasi sempat muncul, meskipun akhirnya dapat diatasi,” ujarnya.

“Selain itu, jarak antar kota tuan rumah yang cukup jauh juga mempengaruhi efisiensi pergerakan atlet dan ofisial,” kata pria yang pernah mendapatkan penghargaan dari KONI Jatim tersebut.

Hasan optimis model dua tuan rumah memiliki potensi untuk dikembangkan. Belajar dari PON Aceh Sumut, PON XXII 2028 di NTB dan NTT perlu lebih baik persiapannya.

“Secara keseluruhan, konsep tuan rumah bersama ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan, dengan catatan bahwa perencanaan dan koordinasi harus lebih matang agar penyelenggaraan di masa depan dapat lebih lancar dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi semua pihak,” ujarnya.

(ran/bay)

Membagikan
Exit mobile version