Selasa, Desember 24


Jakarta

Kanika Aneja (30) di California, Amerika Serikat menceritakan kondisi langka yang dialami anaknya, Avyukt, sehingga memiliki tanda lahir besar yang hampir menutupi setengah wajahnya. Ia mengaku sedih banyak yang menanyai dirinya apakah merokok selama hamil hingga menyamai tanda lahir putranya dengan ‘kulit anjing’.

Kanika menceritakan bahwa dirinya dan sang suami, Deepanshu Kalra (31) awalnya tidak menyadari kondisi putranya sampai Avyukt lahir. Terungkap bahwa putranya itu mengidap Giant Hairy Congenital Melanocytic Nevus (CMN).

CMN merupakan proliferasi berpigmen yang terlihat pada kulit yang terlihat muncul ketika lahir. CMN dengan ukuran kecil biasanya terjadi pada lebih dari satu dari 100 kelahiran. Namun, CMN dengan ukuran yang besar lebih dari 20 cm, memengaruhi satu dari 50 ribu kelahiran.


CMN merupakan kelainan jinak mirip tumor yang disebabkan oleh kesalahan perkembangan prekursor sel pigmen pada embrio. Kondisi itu terdiri dari campuran elemen kulit yang tidak normal. Kini Avyukt sudah berusia 16 bulan.

“Saya paham banyak orang yang tidak ingin tahu tentang kondisinya, tapi ada pula yang bersikap sangat kejam,” curhat Kanika dikutip dari Metro, Selasa (23/7/2024).

“Orang-orang bahkan bertanya kepada kami apakah kami merokok selama kehamilan,” sambungnya.

Kanika juga menerima pertanyaan aneh lain ketika bertemu orang yang terkejut dengan kondisi putranya. Mulai dari bertanya apakah Kanika ‘menggaruk jidat’ putranya, hingga menyebut kulit Avyukt seperti ‘kulit anjing’.

Ia pun mengaku sedih, banyak anak-anak seusia Avyukt yang takut pada putranya karena orang tua mereka gagal memberikan pemahaman yang baik.

“Avyukt seperti bayi lainnya. Ia tertawa, tersenyum, menangis, dan bermain,” ucap Kanika.

Kanika dan suaminya menemukan sebuah grup Facebook dan parenting untuk orang-orang yang memiliki pengalaman serupa. Mereka sangat bersyukur dan berharap putranya bisa berteman dengan anak-anak dengan kondisi serupa.

Kanika menceritakan bahwa proses mengasuh Avyukt tidak akan berjalan dengan mudah. Ia dan suaminya berharap bisa membesarkan Avyukt dengan rasa percaya diri dan bahagia.

“Dia berhak mendapatkan masa kecil yang indah seperti anak-anak lainnya,” ujarnya.

Kanika dan suaminya mempertimbangkan untuk melakukan intervensi medis pada tanda lahir yang dimiliki putra mereka. Namun, mereka tidak sepenuhnya yakin karena berbagai pertimbangan seperti efek samping operasi dan biaya yang sangat besar.

Kanika mengatakan operasi tersebut bisa memakan dana sebanyak 200 ribu Euro (Rp 3,5 miliar). Proses pemulihan setelah operasi juga dapat memakan waktu hingga satu tahun, bersama dengan beberapa operasi rekonstruksi di tahun-tahun berikutnya.

“Penghapusan ini bukan berarti tanpa bekas luka dan pada dasarnya kami akan mengganti kulit hitam dengan bekas luka. Kami tidak yakin apakah kami akan memilihnya atau tidak,” tandasnya.

(avk/naf)

Membagikan
Exit mobile version