Senin, November 25


Vang Vieng

Nama Vang Vieng di Laos utara seketika menjadi perhatian global, usai 5 tewas keracunan massal. Identitasnya sebagai tempat mabuk liar kembali terdengar.

Pada 12 tahun lalu, media The Guardian telah menerbitkan sebuah artikel tentang sisi lain kota Vang Vieng. Jurnalisnya saat itu menyebut bahwa Vang Vieng adalah kota pesta paling liar yang ada di planet ini.

“Terletak jauh di bagian tengah Laos, salah satu negara termiskin di Asia Tenggara, desa pertanian yang dulunya tenang telah menjadi pusat para backpacker yang berperilaku buruk,” tulis The Guardian.


Saat itu seorang turis Australia bernama Louise diwawancara, ia berkata bahwa motivasinya datang ke Vang Vieng tidaklah lain dari pesta alkohol.

“Ya Tuhan, tidak, Anda tidak datang ke Vang Vieng untuk budayanya, seperti kuil dan sebagainya,” katanya.

“Anda datang ke sini untuk mabuk-mabukan.”

Selama bertahun-tahun, Vang Vieng terkenal sebagai tujuan pesta liar, minuman keras yang melimpah, mudahnya akses obat-obatan terlarang dan olahraga arung jeram yang memiliki predikat mematikan.

Berusaha untuk mnghilangkan stigma itu, pemerintah menutup beberapa bar dan kegiatan liar pada tahun 2012. Mereka ingin mengubah citra kota tersebut menjadi surga ekologi dan pusat wisata petualangan.

Negara Komunis ini membuka diri untuk pariwisata pada awal tahun 1990-an. Kota ini pertama kali memperkenalkan diri sebagai Banana Pancake Trail, jalur backpacker di Asia Tenggara.

Dengan biaya hemat, turis dapat menikmati keindahan alam seperti puncak batu kapur, gua-gua, laguna dan hutan yang asri. Namun itu semua tak cukup untuk menghilangkan reputasi Vang Vieng sebagai kota pesta liar murah yang pernah ada.

Negara bekas jajahan Prancis ini menjadi menjadi destinasi backpaker Eropa dan Australia. Dengan harga akomodasi dan biaya hidup yang murah, nama Vang Vieng tetap terendus sebagai destinasi backpacker favorit namun tetap cukup tersembunyi dari radar ‘pemain baru’.

Kini, nama Vang Vieng kembali muncul ke permukaan karena kasus keracunan yang awalnya dialami oleh dua turis Australia, Bianca Jones (19) dan Howly Bowles (19).

Dua turis ini menginap di sebuah hostel dan menikmati alkohol gratis yang diberikan oleh pihak penginapan. Mereka kemudian jatuh sakit, sampai akhirnya Jones menghembuskan napas terakhir di rumah sakit Bangkok, sementara Bowles masih berjuang untuk hidup. Mereka diduga keracunan metanol massal.

Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi kepada CNN pada hari Kamis bahwa seorang warga negara Amerika juga telah meninggal di Vang Vieng, Laos. Departemen tersebut tidak memberikan alasan kematian orang tersebut tetapi mengatakan bahwa AS memantau situasi dengan saksama dan memberikan bantuan konsuler.

Dua korban lainnya adalah dua turis Denmark yang meninggal di Laos, Kementerian Luar Negeri Denmark tidak memberikan rincian lebih lanjut. Ini artinya ada 6 korban dan 5 di antaranya tewas.

Mungkin Vang Vieng memang layak didapuk sebagai destinasi backpacker dengan potensi pesta alkohol paling liar, atau lebih tepatnya mematikan.

(bnl/bnl)

Membagikan
Exit mobile version