Kamis, November 7


Jakarta

Bali kembali viral usai disebut akan menjadi New Hong Kong dan Singapura dalam pernyataan Presiden Prabowo Subianto. Yang dimaksud adalah segi teknologinya.

Pernyataan tersebut tersiar dalam pidato Presiden Prabowo Subianto saat membahas komitmennya dalam membangun Bandara Bali Utara di Buleleng. Dia juga ingin menjadikan Bali sebagai ‘The New Singapore’ dan ‘The New Hong Kong.’

“Saya sudah menyampaikan bahwa saya berkomitmen saya ingin membangun North Bali International Airport,” ucap Prabowo saat pidatonya seusai makan siang di Restoran Bendega, Denpasar, Minggu (3/11/2024).


Konsep Bali ‘The New Singapore’ atau ‘The New Hong Kong’ nantinya akan menjadi pusat kawasan pariwisata juga berada di Buleleng.

Dalam pengalaman detikTravel berplesir ke Hong Kong, kecanggihan transportasi kota itu memang patut diacungi jempol. Ambil contoh Bandara Hong Kong yang menjadi pintu pertama turis saat menginjakkan kaki di sana, semua akses transportasi terhubung sangat baik di sana.

Bandara Internasional Hong Kong menyediakan transportasi umum yang tersedia di area parkir. Sementara di bawah tanahnya, ada subway yang menghubungkan semua terminal.

Begitu pula dengan Singapura, siapa pun akan dibuat jatuh hati dengan Bandara Changi. Kerap kali mendapat peringkat wahid sebagai bandara tersibuk dunia tak menjadikan Changi lalai dalam fasilitas dan layanan.

Bandara Changi memiliki akses yang mudah, turis sekalipun dapat menguasainya hanya dalam sekali kunjungan. Fasilitas transportasi ke tengah kota begitu memanjakan turis, semua transportasi cukup dibayar dengan satu jenis kartu, tak seperti di Indonesia yang memiliki beberapa jenis kartu tergantung kendaraan.

Ini baru bandaranya saja, masuk ke area kota turis dibuat kagum dengan kedisiplinan dari pariwisatanya. Segala tata tertib dari tata cara hidup penduduk menjadi dasar pariwisata yang berkembang.

Misalnya saja masalah sampah, Bali yang sekarang kerap mendapat keluhan karena sudah kotor. Turis mengeluh akan ketidakdisiplinan di jalan raya, padahal pelakunya adalah sesama turis.

Keluhan-keluhan overtourism pun mulai menggema di kalangan warga. Banyak kawasan pemukiman berubah menjadi tempat wisata dadakan karena viral.

Entah mengapa, Singapura dan Hong Kong tidak begitu. Secara hari-hati mereka memilih tempat wisata yang akan dipromosikan dan mengkajinya lewat standar kelayakan, mulai dari area pasar hingga pusat perbelanjaan modern mendapat perhatian yang sama.

Turis-turisnya pun ditindak dengan sangat keras sesuai dengan sanksi hukum yang berlaku. Semua diatur oleh pemerintah dengan sangat detail dan hati-hati.

Kesamaan lain Hong Kong dan Singapura juga terlihat dari integritasnya sebagai tujuan wisata belanja Asia. Minimnya ketersediaan alam membuat dua kota ini putar otak agar turis tetap datang meski pemandangan alam yang ditawarkan masih kalah oleh Indonesia.

Sementara itu Bali Utara memiliki potensi yang sangat luar biasa. Alam yang asri dan kearifan lokalnya menjadi kekuatan utama. Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan adalah pilihan tepat bagi Bali Utara yang masih asri namun ingin menggenjot pariwisata.

(bnl/wsw)

Membagikan
Exit mobile version