Jumat, Januari 31


Jakarta

Situasi di Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, kembali kondusif usai aparat gabungan terus mengamankan wilayah tersebut. Warga yang sempat mengungsi kini telah kembali ke kediamannya.

Aksi OPM mengganggu keamanan Homeyo dimulai sejak serangan terhadap Polsek Homeyo pada tanggal 30 April 2024. Serangan ini mengakibatkan seorang remaja bernama Alexsander Parapak meninggal dunia.

Serangan OPM berikutnya adalah pembakaran bangunan SD Inpres Pogapa pada hari Rabu, (1/5), dilanjutkan upaya penyerangan terhadap Koramil 1705-05/Homeyo pada tanggal 2 Mei 2024.


Aksi-aksi gangguan OPM tersebut akhirnya dibungkam dengan perebutan cepat 20 menit oleh Komando Operasi TNI (Koops TNI) Habema dan Satgas Nanggala Kopassus. Petugas gabungan akhirnya bisa mengevakuasi jenasah Alexsander Parapak.

Penerangan Koops Habema, Letkol Arh Yogi Nugroho, mengatakan usai perebutan cepat tersebut, aparat gabungan aktif menggelar operasi pengamanan wilayah Distrik Homeyo. Pengamanan dilakukan melalui patroli maupun pengejaran dan penindakan terhadap personel OPM yang berusaha mengganggu kembali Homeyo.

“Aparat gabungan tersebut melibatkan satuan jajaran Koops TNI Habema, Satgas Nanggala Kopassus serta aparat kewilayahan TNI AD yakni Kodim Persiapan Intan Jaya yang dipimpin oleh Letkol Inf Cecep Cahyadi,” kata Yogi dalam keterangannya, Sabtu (18/5/2024).

Warga kembali di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah. (Foto: dok. Istimewa)

Yogi menambahkan usaha dan kerja keras aparat gabungan membuahkan hasil maksimal. Dia menyebut pada hari Sabtu pagi tanggal 18 Mei 2024, tepatnya pukul 08.30 WIT, pengungsi telah kembali ke rumahnya.

“Pagi itu, seluruh warga Distrik Homeyo, baik kaum pria, wanita dan anak-anak, kembali ke wilayah Homeyo dari tempat pengungsian. Banyak warga yang telah mengungsi selama hampir 3 minggu dan kemudian mengambil keputusan kembali ke kampung halamannya di Homeyo,” tutur dia.

“Keputusan tersebut diambil setelah mereka mengetahui keadaan yang kondusif di Homeyo pasca-diamankan oleh aparat gabungan. Bahkan, untuk menunjukkan kegembiraannya, seluruh warga yang kembali tersebut menari-nari kegirangan dalam Tarian Adat ‘WAITA’ di tengah-tengah landasan Bandara Perintis Pogapa,” tutur dia.

Sekretaris Distrik Homeyo Hengki Bagubau merespons situasi itu. Dia berterima kasih kepada aparat gabungan.

“Terima kasih atas karya Aparat TNI HABEMA yang berhasil membuat warga Homeyo kembali dari pengungsian,” kata Hengki.

Pada kesempatan yang sama, turut pula perwakilan warga yang mengapresiasi kinerja aparat gabungan di Homeyo yakni Markus selaku Ketua Gereja GKI Klasis Homeyo, Yansen Bagubau sebagai Pewarta Gembala Katolik serta Mama Martina Bagubau yang mewakili kaum wanita Homeyo.

Keberhasilan aparat gabungan dalam mengamankan wilayah Homeyo juga disambut gembira oleh sejumlah maskapai penerbangan sipil yang selama ini beroperasi menggunakan Bandara Perintis Pogapa.

Sabtu pagi, setelah mengetahui Homeyo dalam keadaan aman, sebuah pesawat sipil jenis caravan telah berhasil landing dan take-off dari landasan Bandara Perintis Pogapa dalam keadaan aman tanpa gangguan sama sekali.

Warga kembali di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah. (Foto: dok. Istimewa)

Panglima Kogabwilhan III, Letjen TNI Richard T.H. Tampubolon, mengatakan aparat gabungan memberikan tindakan nyata untuk mendukung percepatan pembangunan Papua.

“Keberhasilan Aparat Gabungan menjaga keamanan Distrik Homeyo, serta mengembalikan warga dari pengungsian dan mengoperasionalkan kembali Bandara Perintis Pogapa, merupakan tindakan nyata dalam mewujudkan situasi keamanan wilayah yang kondusif guna mendukung semua proses percepatan pembangunan Papua,” kata Richard T.H. Tampubolon, pasca-menerima laporan keberhasilan tugas di Homeyo.

(lir/whn)

Membagikan
Exit mobile version