Minggu, Juli 7


Jakarta

Pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K), disebut berkaitan dengan penolakan masuknya dokter asing ke Indonesia. Protes ini semula dilayangkan langsung Prof Budi atas sikap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang membuka akses dokter asing.

Menkes meluruskan, masuknya dokter asing ke Indonesia tidak lantas membuat dokter lokal bersaing dengan asing, melainkan membantu penanganan sejumlah penyakit, salah satunya tindakan operasi pasien anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) yang belum lama ini dilakukan kolaborasi bersama dokter Arab Saudi, di Medan.

Tren kasus PJB setiap tahun diperkirakan mencapai 12 ribu anak, baru enam ribu di antaranya yang bisa melakukan tindakan operasi.


Sisanya, terkendala di tengah kekurangan jumlah dokter spesialis. Menkes kemudian mengaku heran bila pemecatan Prof Budi dikaitkan dengan intervensi dari pihak Kemenkes RI.

Mengingat, FK Universitas Airlangga, juga tidak berada di bawah kewenangannya.

“Unair tidak di bawah Kemenkes. Tidak ada wewenang saya di sini,” tegas Menkes saat dihubungi detikcom Kamis (4/7/2024).

“Saya juga tidak ada kontak apapun dengan Unair terkait masalah ini. Heran saya kok dikaitkan dengan Kemenkes,” sambung dia.

Prof Budi sebelumnya mengonfirmasi kabar pemecatan dirinya, pada Rabu malam (3/7). Ia mengaku mendapatkan surat resmi pemberhentian pukul 15:00 sore waktu setempat.

Latar belakang pemberhentian disebut berdasarkan perbedaan pandangan dengan rektor pimpinan terkait masuknya dokter asing di Indonesia. Meski menerima keputusan terkait, Prof Budi mengklaim banyak pendapat yang tidak jauh berbeda diyakini para dokter.

“Tapi kalau saya menyuarakan hati nurani. Saya pikir kalau semua dokter ditanya apa rela ada dokter asing saya yakin jawabannya tidak,” klaimnya.

Prof Budi dipanggil oleh rektor pimpinan pada Senin (1/7/2024). “Proses saya untuk dipanggil saat itu, berkaitan dengan itu,” pungkas dia.

(naf/up)

Membagikan
Exit mobile version