Minggu, Juni 16

Jakarta

Efek cuaca panas ekstrem tidak hanya dirasakan oleh Indonesia tapi juga Meksiko. Bahkan, di sana ratusan ekor monyet pelolong yang langka mati berjatuhan dari atas pohon karena hawa panas yang menyengat.

Biodiversity Conservation of the Usumacinta menemukan setidaknya 138 ekor monyet pelolong (Alouatta palliata) dalam keadaan mati di Tabasco sejak 16 Mei kemarin. Warga setempat berusaha menyelamatkan monyet lainnya, termasuk lima ekor yang dibawa ke dokter hewan setempat.

“Mereka tiba dalam kondisi kritis, mengalami dehidrasi dan demam. Mereka lemas seperti kain. Itu adalah tanda serangan panas,” kata Dr. Sergio Valenzuela, seperti dikutip dari AP, Kamis (23/5/2024).


Meksiko memang sedang dilanda gelombang panas yang sudah menewaskan setidaknya 26 orang sejak Maret lalu. Suhu di sepertiga wilayah Meksiko mencapai 45 derajat Celsius, bahkan ada beberapa kota yang temperaturnya menembus 47 derajat Celsius.

Monyet pelolong digolongkan sebagai spesies hewan rentan dalam Red List yang diterbitkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Spesies monyet ini dikenal dengan suaranya yang nyaring dan bisa hidup hingga 20 tahun.

Monyet-monyet yang dirawat oleh Valenzuela diberikan infus dengan elektrolit serta kaki dan tangannya ditempeli es. Sejauh ini monyet-monyet yang dirawat sudah mulai pulih dan terlihat agresif di kandang.

Namun tidak semua monyet pelolong memiliki nasib yang beruntung. Ahli biologi Gilberto Pozo menemukan ratusan monyet dalam kondisi mati di bawah pohon sejak 5 Mei lalu. Monyet-monyet itu sudah dalam keadaan lemas dan beberapa langsung mati ketika jatuh dari pohon di ketinggian belasan meter.

“Mereka berjatuhan dari pohon seperti apel. Mereka mengalami dehidrasi parah dan meninggal dalam hitungan menit,” kata Pozo.

Pozo mengatakan kematian massal monyet-monyet ini disebabkan oleh beberapa faktor termasuk panas ekstrem, kekeringan, kebakaran hutan, dan penebangan hutan yang membuat monyet-monyet kehilangan sumber air, tempat berteduh, dan buah-buahan yang jadi makanan mereka. Faktor lain seperti patogen dan penyakit juga tidak dikesampingkan.

Sejumlah relawan mengisi belasan ember dengan air dan meninggalkan buah-buahan untuk membantu monyet-monyet yang kehausan dan mencegah lebih banyak kematian.

Simak Video “Murid dan Guru di Kamboja Ngeluh Pusing-Tak Enak Badan Efek Gelombang Panas
[Gambas:Video 20detik]

(vmp/fay)

Membagikan
Exit mobile version