Minggu, September 29


Seoul

Praktik pemaksaan belanja pada turis terjadi di Seoul. Turis yang mau liburan ke Korsel, wajib teliti dan hati-hati.

Dilansir dari Korean Herald pada Jumat (27/9)/2024, Pemerintah Kota Seoul melakukan inspeksi rahasia soal praktik paksaan belanja yang dialami oleh turis baru-baru ini. Inspeksi rahasia itu dilakukan dengan mempekerjakan beberapa orang untuk menyamar sebagai turis.

Orang-orang ini kemudian berpura-pura sebagai turis China dan Vietnam yang liburan ke Seoul. Hasilnya, mereka mendapati bahwa paket wisata yang ditawarkan lebih berfokus pada belanja daripada wisata. Ini membuat turis kesulitan untuk menikmati wisata sejarah dan budaya Seoul.


Setiap paket mencakup empat hingga delapan kunjungan ke pusat perbelanjaan lokal. Parahnya, banyak produk yang tidak secara jelas menyatakan negara asal atau tanggal pembuatannya.

Dilaporkan juga bahwa pemandu wisata memperlakukan turis secara berbeda tergantung pada berapa banyak yang mereka belanjakan untuk berbelanja, termasuk merekomendasikan untuk membeli barang pada beberapa kesempatan.

Pada satu kesempatan, pemandu mencegah turis keluar dari pusat perbelanjaan selama 40 menit sampai salah satu dari mereka membeli sesuatu.

Berbeda dengan jadwal belanja yang padat, program wisata berlangsung singkat dan sering kali dibatalkan. Dalam satu kasus, operatur tur tidak menyediakan program alternatif setelah tur ke Hutan Seoul dibatalkan karena hujan, yang memaksa para wisatawan untuk menghabiskan waktu di hotel.

Berdasarkan temuan terbaru, Seoul berjanji untuk menindak tegas pembelian paksa dalam paket wisata, dengan meminta kerja sama dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata sambil mengambil tindakan hukum terhadap program berkualitas rendah tersebut jika perlu.

Para pejabat menekankan bahwa tidak semua paket wisata berkualitas rendah, dengan mengatakan bahwa pemeriksaan khusus ini difokuskan pada beberapa paket dengan harga murah.

(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version