Pati –
Di Pati, Jawa Tengah, ada kuliner zaman dulu (jadul) yang diminati. Berupa nasi jagung beralas daun jati yang harum. Lauknya jantung pisang hingga lodeh tewel yang sedap.
Nasi jagung termasuk panganan jadul yang sehat, tapi kini sulit ditemukan. Seorang penjual nasi di Pati pun melihat hal ini sebagai peluang.
Warung nasi jagungnya berlokasi di timur RS Mitra Bangsa atau depan kantor BKPP Pati. Lapak nasi jagungnya terlihat sederhana.
Dari depan terlihat jajaran cething atau tempat nasi yang berbentuk bulat cekung dibuat dari bambu. Nasi jagung dikemas daun jati, lalu dilengkapi berbagai sayuran dan lauk. Harganya pun ramah dengan kantong pembeli.
Pedagang nasi jagung daun jati, Amelia Kristiani (46) menjelaskan awalnya berjualan saat pandemi COVID-19. Awalnya dia berjualan makanan oseng-oseng ayam dan pedo (ikan asin peda) secara online.
“Waktu itu COVID itu banyak delivery tapi menunya belum komplet seperti sekarang. Dulu baru oseng-oseng ayam sama pedo,” jelas Amel kepada detikJateng, Jumat (20/12/2024).
Kuliner nasi jagung daun jati di Pati, Jumat (20/12/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
|
Usai pandemi, jualan onlinenya berangsur sepi. Amel lalu memutuskan untuk memulai membuka lapak sayur lodeh di pinggir jalan, namun kurang laku.
“Terus ternyata malah tidak masuk (tidak laku), terus saya buat nasi jadul kemudian orang mulai mampir ke sini,” jelasnya.
Menu nasi jadulnya itu awalnya berisi nasi putih dicampur dengan sayuran. Dari situ Amel kemudian mengemas dengan menampilkan cething untuk menampung sayuran, lauk dan nasi. Penampilan ini seolah warungnya terkesan jadul atau tempo dulu.
“Tempatnya pakai cething-cething dari bambu kecil. Akhirnya melihat ciri khas nasi jagung pakai cething kecil-kecil,” ungkap dia.
Amel lalu kembali berinovasi dengan membuat nasi jagung. Nasi jagung sering dikonsumsi ibunya saat sakit. Dari situ kemudian Amel berkeinginan untuk membuka nasi jagung jadul.
“Dari situ saya terus berpikir nasi jagung bagus untuk diabetes dan diet. Siapa tahu orang mungkin kena diabetes atau yang mau diet bisa makan nasi jagung ini,” ungkap Amel.
Menu nasi jagung dikemas dengan berbagai sayuran dan lauk. Tak hanya itu Amel juga mengemas nasi jagung di atas daun jati yang bertujuan menambah aroma khas.
“Sayuran ada oseng daun pepaya, jantung pisang, urap, orak-arek pedo, tahu bumbu kuning, lodeh tewel, lauknya tempe,” jelasnya.
Amel mematok nasi jagung daun jati seharga Rp 12 ribu per porsi. Namun saat hari Jumat harga nasi jagung hanya Rp 10 ribu per porsi.
|
Warungnya buka setiap hari kecuali hari Senin. Lapaknya buka setiap pukul 06.00 WIB sampai habis.
Dalam sehari, Amel mengaku bisa menjual 60 porsi nasi jagung dan jadul. “Nasi jagung bisa 30 porsi. Kalau yang nasi jadul 30 porsi,” pungkas dia.
Salah satu pembeli, Melandy, mengaku penasaran dengan nasi jagung daun jati. Menurutnya jarang menu nasi jagung di wilayah Pati.
“Aroma khas terasa pada nasi jagung daun jati. Harganya murah meriah juga,” jelasnya ditemui di lokasi.
Artikel ini sudah tayang di detikjateng dengan judul “Laris Manis Kuliner Jadul Nasi Jagung Daun Jati Khas Pati“
(adr/adr)