Jakarta –
Happy Salma membagikan cerita awal pernikahan dirinya dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa yang merupakan keturunan bangsawan Ubud, Bali. Tak mengetahui suaminya saat itu keturunan bangsawan, Happy Salma merasa seperti menjadi lakon dalam cerita.
Perempuan kelahiran Sukabumi, 4 Januari 1980 itu, semringah menceritakan momen-momen dirinya tak mengetahui soal status bangsawan suami kala itu. Terlebih sejak saling mengenal, Happy Salma mengatakan suaminya sama seperti cowok-cowok biasa lainnya.
“Awal-awal karena nggak ngerti ya. Penting juga sih kadang kita nggak ngerti, jadi berani karena mungkin pasangan saya bukan orang yang kayak harus gini, gini, gini, karena santai jadi kecebur ya. Saya awalnya ada culture shock (gegar budaya),” kata Happy Salma saat menjadi bintang tamu Rumpi: No Secret, dilihat di channel YouTube Trans TV Official, Senin (23/12/2024).
Happy Salma mengatakan melakukan adaptasi. Namun, dengan siapa pun dirinya menikah, adaptasi itu pasti terjadi.
“Awalnya tentu nggak menyadari, tapi ternyata menyadari dengan apa yang saya pakai, apa yang saya ucapkan,” tuturnya.
Dia melihat bagaimana masyarakat adat di Bali bisa menerima hal baru dan dileburkan menjadi sesuatu yang baru. Pengalaman ini membuat Happy Salma semakin menghargai masyarakat adat.
“Saya jadi banyak respect sama masyarakat adat terutama. Mereka lakukan itu bukan untuk pariwisata, tapi bakti. Mereka lakukan kegiatan adat tanpa harus dibayar. Wajah Indonesia baik karena masyarakat adatnya,” kata Happy Salma.
Ketika masuk dalam cerita yang biasa dilihat dalam kisah legenda, Happy Salma banyak mendapat pelajaran. Happy Salma masih ingat betul bagaimana 14 tahun lalu pernikahannya digelar dengan rangkaian adat yang panjang dan dibantu oleh masyarakat.
“Ternyata pas pertama kali kita menikah betapa banyak masyarakat terlibat dalam kegiatan-kegiatan pernikahan kita, ratusan orang berbondong-bondong, memberikan hadiah, terus bingkisan, kayak hasil bumi atau apa, saya pikir itu hanya berlaku di cerita-cerita zaman dulu ya kayak Wiro Sableng,” ungkapnya.
“Itu bukan cuma untuk orang yang berkasta, siapa pun yang menikah mereka akan terlibat melakukan itu. Ada kayak rasa sumbangsih, rasa sayang, ikatan kekerabatannya. Saya pikir hanya ada di dalam cerita. Ternyata saya mengalami cerita itu,” kata Happy Salma tertawa.
Happy Salma mengatakan saat menikah dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa, dirinya sampai lupa soal foto prewedding. Akan tetapi, dia kaget ketika ada channel YouTube yang meliput pernikahan mereka dari Australia bak film dokumenter.
“Iya itu tahu ketika menjalani. Kalau di cerita buku legenda, pangeran adalah pangeran, dia kan tidak seperti pangeran, biasa saja. Kalau tahu pangeran pikir-pikir, kalau kita tahu lebih dulu ada proses yang panjang, ada bagaimana… karena kita tidak tahu, ada naif jadi indah ya,” tukas Happy Salma.
(pus/mau)