Jakarta –
Siapa sangka modal menonton video YouTube, sepasang kekasih sukses menjadi peternak babi. Bahkan, mereka juga turut menjual daging babi berkualitas.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih memudahkan banyak orang untuk mengeksplorasi berbagai hal. Bahkan, dengan adanya internet sampai video-video di media sosial, seseorang bisa belajar banyak hal baru.
Contohnya pasangan suami istri ini yang sukses meniti karir menjadi peternak babi hanya dengan belajar melalui video di Youtube.
Shane dan Angela Wright saat ini merupakan pemilik Wright Acres di Earlton, Kanada dimana mereka membesarkan banyak babi dengan metode peternakan regeneratif. Metode ini tidak hanya menguntungkan para babi, tetapi juga memberikan manfaat lingkungan, lapor www.baytoday.ca (30/10/2024).
Kisah mereka dimulai dari sebuah komunitas kecil Kingsville di daerah Windsor. Menurut cerita Shane, ia bertemu istrinya di daerah tersebut dan sejak dulu ia dan istrinya sudah sering menitipkan kuda. Namun, biaya penitipan itu cukup mahal, sebesar 400 USD (Rp 6.284.200) per bulan.
Oleh karena itu, pasangan ini berpikir untuk mencari tempat baru. Akhirnya mereka pergi ke wilayah utara. Di Earlton, pasangan tersebut menemukan lahan sendiri.
Shane menganggap dirinya cukup beruntung menemukan lahan peternakan di lingkungan baru. Shane dan Angela membelinya demi kuda-kuda peliharaan mereka.
Sampai suatu saat mereka menyadari ada lahan yang masih kosong. Mereka pun mencari tahu manfaat apa yang bisa didapat dari lahan tersebut. Sampai akhirnya mereka memutuskan membeli hewan ternak.
Shane dan istrinya mencari peluang hewan ternak lain. Mereka menemukan video di YouTube terkait peternakan babi. Sejak saat itu, mereka mulai mengembangkan peternakan babi, sampai berhasil mencapai skala komersial seperti sekarang.
Peternak babi ini cukup menggenjot bisnis daging babi mereka. Pasalnya, di daerah mereka, kebanyakan orang menjual kawanan sapi potong dan banyak yang sudah dapat pelanggan tetap.
Pasangan ini membuat peternakan babi dengan metode regeneratif. Foto: Trina Turl for BayToday
|
Shane merasa usaha ternak babi ini cukup menantang, karena akan lebih sulit menemukan pelanggan yang ingin membeli daging babi daripada sapi.
“Tidak banyak peternak babi, terutama yang membesarkannya di padang rumput dengan cara regeneratif. Jadi kami mencoba untuk benar-benar menguasai pasar itu,” jelasnya.
Shane dan istrinya dihadapi dengan sejumlah tantangan, termasuk tantangan menjual produk daging babi hasil ternaknya ke pelanggan.
Menurutnya, banyak orang terbiasa mengonsumsi daging babi dari toko-toko atau supermarket besar, seperti Costco, Independent, atau Walmart.
|
Para konsumen juga terbiasa memakan produk daging babi yang memberikan efek buruk terhadap kesehatannya. Usai makan daging babi, pelanggan dilaporkan mengalami gangguan pencernaan, perut kembung, dan gejala lainnya.
Untungnya, hal negatif itu bisa dihempas dengan produk daging babi hasil ternak Shane dan istrinya. Menurut Shane, usai pelanggan mencicipi produk daging babi mereka, pelanggan tidak mengalami gejala tersebut. Shane pun berhasil mendapat pelanggan tetap.
“Jika Anda bisa membuat pelanggan mencobanya, itu akan terjual dengan sendirinya,” ujar peternak babi ini.
Saat ini, bisnis ternak babi Shane dan keluarganya bisa dibilang sukses. Bahkan, keluarga Wrights memiliki stan di Agri-Food Pavilion, Ontario Utara yang memamerkan bisnisnya. Pameran tersebut juga membuat Shane memperoleh pengalaman luar biasa.
Bisnis daging babi ini berjalan dengan baik. Peternakan Wrights juga telah menjual habis pesanan musim gugur 2023 dan saat ini telah mulai membuka daftar tunggu bagi pelanggan yang ingin daging babi untuk musim selanjutnya.
“Ini akan menjadi tahun kelima saya berternak babi. Saya mulai dengan tujuh ekor, bertambah dua kali lipat dan bertambah dua kali lipat lagi dan sekarang kami telah mencapai ukuran komersial sebanyak 50 ekor lebih,” lapornya.
(aqr/adr)