Jumat, Oktober 18

Jakarta

Sebuah simulasi menunjukkan dengan tepat apa yang akan terjadi pada tubuh manusia jika terjebak di luar angkasa. Skenario ini mungkin hanya angan-angan, tapi mungkin saja terjadi, mengingat baru-baru ini ada astronaut yang nyaris terjebak di luar angkasa.

Dua astronot NASA, Barry ‘Butch’ Wilmore dan Sunita Williams, terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sejak 5 Juni 2024.

Pesawat yang mereka tumpangi mengalami kebocoran pada sistem propulsi dan beberapa pendorongnya mati sehingga tak bisa pulang ke Bumi. Syukurlah saat ini keduanya telah mendapatkan tumpangan pulang. Pada 29 September, pesawat luar angkasa SpaceX Dragon berlabuh di ISS, dan siap membawa mereka kembali ke Bumi pada awal 2025.


Apa yang terjadi pada Wilmore dan Williams membenarkan bahwa pikiran tentang terjebak di luar angkasa dapat terjadi dan sering terlintas di benak kita.

Kita juga pernah mendengar tentang kecelakaan luar angkasa yang mengerikan sebelumnya, serta banyak kejadian nyaris celaka selama misi penerbangan luar angkasa yang ambisius.
Selain itu, badan antariksa berbagai negara dan perusahaan teknologi luar angkasa pun saat ini sedang berlomba mengeksplorasi luar angkasa dan punya ide untuk menghuni Mars atau Bulan.

Tetapi, dampak apa yang sebenarnya akan terjadi pada manusia akibat ruang hampa? Channel YouTube The Infographics Show menjawab pertanyaan itu melalui video berjudul ‘What Would Happen To Your Body In Space?’.

Jika kita terlempar ke atmosfer tanpa pakaian antariksa, respons panik pertama kita mungkin adalah menahan napas. Namun, The Infographics Show mengatakan itu salah. Jika kita melakukannya, oksigen di paru-paru akan pecah.

Mengembuskan napas sebanyak mungkin untuk mengosongkan paru-paru adalah cara yang tepat. Manusia masih bisa bertahan hidup dengan cara seperti ini hingga dua menit.

Namun, dalam waktu yang singkat ini, air dalam tubuh akan mulai menguap karena kurangnya tekanan atmosfer. Tubuh kita akan mulai membengkak hingga dua kali lipat ukuran tubuh saat ini.

Kalian akan sadar selama sekitar 15 detik lagi, hingga oksigen dalam darah habis. Selanjutnya, kelembapan di bagian luar tubuh, seperti mata dan lidah, akan mulai ‘mendidih’. Kondisi ini lebih merupakan penguapan ekstrem.

Jika berada di garis lurus bintang, kalian dapat mengalami sengatan Matahari yang parah akibat radiasi Matahari yang tidak tersaring.

Untuk diketahui, suhu di luar angkasa kira-kira -455 derajat celcius. Dengan suhu tersebut, sifat penyekat pada kulit kita akan membuat tetap hangat dalam waktu yang cukup lama.

Ditambah lagi, tidak ada media yang dapat melepaskan panas di luar angkasa, sehingga suhu inti tubuh kita akan tetap konsisten untuk beberapa lama.

Namun, keadaan menjadi lebih menarik setelah kita mati di sana. Radiasi dan suhu ekstrem membunuh bakteri yang biasanya akan menguraikan mayat kita di Bumi.

Hilangnya cairan ditambah suhu beku akan membuat kita dalam keadaan seperti mumi. Ini berarti, tubuh kita sebenarnya dapat diawetkan selama jutaan tahun di luar angkasa.

Mungkin itulah alasan mengapa beberapa selebritas seperti musisi asal Kanada Grimes ingin mati di luar angkasa. Jika keinginan mantan pacar pemilik SpaceX Elon Musk ini menjadi kenyataan, sungguh mengerikan membayangkan ada tubuh orang-orang yang diawetkan melayang di luar angkasa selama jutaan tahun. Hiiii!

[Gambas:Youtube]

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version