Jakarta –
Hadiah yang sangat besar menanti siapa pun yang dapat menguraikan bahasa Indus berusia 5.300 tahun sehingga dapat dibaca dan diartikan. Pecahkan kodenya dan dapatkan USD 1 juta atau di kisaran Rp 16 miliar.
Tertarik? Nah, tawaran ini nyata tapi Anda harus bekerja keras, karena menguraikan bahasa berusia 5.300 tahun ini adalah sesuatu yang rumit.
Adalah pemerintah negara bagian Tamil Nadu, di India tenggara, yang menawarkan hadiah sebesar kepada siapa pun yang dapat menguraikan tulisan kuno yang berasal dari peradaban Lembah Indus.
BBC melaporkan bahwa MK Stalin, kepala menteri negara bagian Tamil Nadu, baru-baru ini membuat pengumuman hadiah tersebut. Peradaban Lembah Indus, juga dikenal sebagai Harappan, berasal dari 5.300 tahun lalu di tempat yang sekarang menjadi India barat laut dan Pakistan.
Penduduknya adalah petani dan pedagang, dan mereka mendirikan salah satu masyarakat perkotaan paling awal di dunia. Alasan di balik kemunduran masyarakat Indus yang tiba-tiba tidak diketahui, dan tidak ada bukti perang atau bencana alam yang ditemukan.
Terdiri dari tanda dan simbol, tulisan tersebut terdiri dari sekitar 4.000 prasasti pendek, sebagian besar diukir pada benda-benda kecil seperti segel dan tembikar. Teori menghubungkan aksara tersebut dengan aksara Brahmi awal, bahasa Indo-Arya, dan Sumeria.
Menguraikan aksara tersebut akan memungkinkan peneliti memperoleh pengetahuan lebih lanjut tentang pemerintahan dan kepercayaan di zaman kuno. Namun, meskipun banyak upaya oleh para ahli bahasa dan arkeolog, aksara Indus tetap diselimuti kerahasiaan.
“Aksara Indus mungkin merupakan sistem penulisan terpenting yang belum terpecahkan,” kata Asko Parpola, seorang Indolog terkemuka yang dikutip detikINET dari BBC, Minggu (26/1/2025).
Kemajuan terkini dalam menguraikan aksara Indus adalah menggunakan ilmu komputer untuk memecahkan teka-teki kuno ini. Peneliti memakai machine learning untuk menganalisisnya, mencoba mengidentifikasi pola dan strukturnya. Nisha Yadav, peneliti di Tata Institute of Fundamental Research (TIFR) adalah salah satunya. Bekerja sama dengan ilmuwan lain, pekerjaannya difokuskan pada metode statistik dan komputasi untuk menganalisis aksara itu.
Menggunakan kumpulan data digital dari aksara itu, mereka menemukan pola-pola yang menarik.”Kami masih belum tahu apakah tanda-tanda tersebut merupakan kata-kata lengkap, atau bagian dari kata-kata atau bagian dari kalimat,” kata Yadav.
(fyk/fyk)