Selasa, Oktober 8

Jakarta

Hacker China mengakses jaringan internet broadband Amerika dan mencuri informasi menggunakan sistem pengadilan federal yang sejatinya dipakai untuk melakukan penyadapan.

Bebrapa dari perusahaan telekomunikasi Amerika yang menjadi korban peretasan ini adalah Verizon Communications dan Lumen Technologies, seperti dikutip detikINET dari Reuters.

Menurut laporan Wall Street Journal, serangan itu dilancarkan oleh sindikat hacker yang tujuannya mengumpulkan informasi-informasi rahasia. Penyidik dari Amerika menamai serangan ini dengan sebutan “Salt Typhoon.”


Hacker ini diduga sudah berbulan-bulan memegang akses ke infrastruktur jaringan yang dipakai operator untuk melakukan penyadapan secara resmi berdasarkan perintah pengadilan.

Pemerintah China menepis tudingan tersebut. Menurut Kementerian Luar Negeri China, mereka tidak tahu adanya serangan seperti yang dituduhkan itu. Mereka juga menyebut Amerika pernah dengan sengaja membuat narasi palsu untuk menyudutkan China.

“Pada masa seperti ini di mana keamanan siber menjadi tantangan yang dihadapi oleh semua negara di seluruh dunia, pendekatan yang keliru seperti ini hanya akan menghambat upaya masyarakat internasional yang mau mengatasi masalah seperti ini lewat dialog dan kerja sama,” kata Kemenlu China dalam pernyataannya.

Sebelumnya Pemerintah China juga sudah seringkali menepis tudingan Pemerintah Amerika dan negara lain terkait penggunaan hacker untuk menjebol sistem jaringan negara lain.

Pada awal 2024, penegak hukum di Amerika membongkar sindikat hacker China yang mereka namai “Flax Typhoon,” dan beberapa bulan sebelumnya mereka juga mengkonfrontasi pemerintah China terkait aksi spionase siber bernama “Volt Typhoon.”

Namun menurut Kemenlu China, badan keamanan siber mereka menemukan dan mempublikasikan bukti yang menunjukkan bahwa Volt Typhoon adalah sebuah sindikat ransomware internasional.

(asj/afr)

Membagikan
Exit mobile version