Jumat, Oktober 18


Jakarta

Tradisi takjil yang unik dapat ditemui di kawasan makam Sunan Bonang di Tuban, Jawa Timur. Di sini setiap hari dibagikan menu bubur suro yang gurih berempah.

Setiap hari selama ramadan, warga muslim sekitar makam sunan Bonang selalu memasak bubur suro. Bubur nantinya dibagikan kepada mereka yang hendak berbuka puasa.


Bubur tersebut dimasak siang, sekitar pukul 13.00 WIB hingga jelang salat Asar. Dengan suasana santai, para ibu-ibu maupun bapak-bapak terlihat guyub mempersiapkan segala kebutuhan. Mulai mencuci beras, daging, membuat santan dan bumbu rempah rempah, hingga mamasak di atas tungku kayu.

Dengan menggunakan dua wajan besar, bubur suro ini diolah dengan telaten oleh warga sekitar makam Bonang setiap hari saat Ramadan.

Sekretaris Mabarot Kompleks Makam Sunan Bonang, Hidayatur Rohman mengatakan, tradisi pembagian bubur suro sudah ada sejak 1937. Kala itu bubur suro dibagikan kepada warga miskin yang sedang berpuasa Ramadan tapi krisis pangan di zaman penjajahan.

“Kala itu bubur ini untuk menyiasati krisis pangan berkepanjangan saat puasa pada masa penjajahan Belanda. Namun, saat ini bubur Suro bisa dinikmati semua yang ikut antre untuk berbuka puasa saat Ramadan,” tutur Rohman, Selasa (19/3/2024).

Begini penampilan ketika bubur dimasak di wajan besar. Foto: Ainur Rofiq

Untuk pembuatan bubur, setiap hari dibutuhkan beras sekitar 15 hingga 20 kg, daging dan balungan 10 kg, santan kelapa, hingga bumbu rempah rempah.

Warga penuh semangat bergantian mengolah dan mengaduk berbagai bumbu di atas wajan hingga bubur suro siap disajikan.

“Setiap masak bubur Suro itu dibutuhkan beras 15 kilogram, daging campur balungan 10 kilogram, aneka rempah dan santan kelapa ya,” imbuh Hidayatur Rohman.

Masyarakat atau peziarah yang kebetulan sedang di kompleks makam sunan Bonang tak sedikit yang ikut antre saat waktu pembagian bubur tiba. Dengan membawa, ember, piring hingga timba, mereka ikut antre untuk dapat jatah bubur ini.

Masyarakat antre untuk mengambil bubur Sunan Bonang ini. Foto: Ainur Rofiq

Selain rasanya yang enak dan gurih, warga juga yakin menyantap bubur suro mendapatkan barokah dari Kanjeng Sunan Bonang.

“Alhamdulilah tadi ikut antre bubur suro yang adanya hanya di bulan Eamadan. Insyaallah seru juga enak pastinya, kayak gule, dan kebuli,” tutur Nadiya, salah satu peziarah.

Artikel ini sudah tayang di detikjatim dengan judul “Tradisi Bubur Suro Sunan Bonang Tiap Ramadan Eksis Sejak 1937”

Simak Video “Teknik Mengikat Buras Ala Rozma Suhardi
[Gambas:Video 20detik]
(Ainur Rofiq/adr)

Membagikan
Exit mobile version