Minggu, Juli 7


Mojokerto

Gunung Anjasmoro adalah salah satu gunung unik yang terletak di Jawa Timur. Areanya meliputi beberapa daerah dan memiliki 40 puncak. Berikut ini 7 fakta Gunung Anjasmoro.

Gunung Anjasmoro memiliki tinggi 2.282 meter di atas permukaan laut (mdpl). Pegunungan itu masuk ke dalam lima wilayah kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Jombang, Kediri, Mojokerto, Malang, dan Kota Batu.

Lokasi Gunung Anjasmoro masih satu klaster dengan Gunung Argowayang dan berdekatan dengan Gunung Arjuno-Welirang. Gunung Anjasmoro memiliki beberapa jalur pendakian dengan karakter masing-masing. Hal ini dikarenakan lokasi gunung yang berada di lima daerah.


Fakta Menarik Pegunungan Anjasmoro

Pegunungan Anjasmoro memiliki sejumlah fakta menarik yang mungkin belum banyak orang tahu. Apalagi mengingat letak geografis Gunung Anjasmoro yang masuk ke dalam lima wilayah. Berikut sejumlah fakta menarik Gunung Anjasmoro yang perlu diketahui.

1. Asal-usul Nama Anjasmoro

Dilansir dari Wonosalam Town Guide, Anjasmoro atau Anjasmara berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu anjas dan asmara. Anjas artinya kubu pertahanan atau benteng, sedangkan asmara berarti cinta. Anjasmara berarti kubu pertahanan cinta atau kubu pertahanan suka dan duka.

Belum diketahui secara pasti asal-usul nama Gunung Anjasmoro. Beberapa sumber menyebut Gunung Anjasmoro belum memiliki nama ketika ditemukan. Ada juga yang menyebut, gunung di dataran tinggi Wonosalam ini bernama Gunung Nagasari yang berkaitan dengan Kerajaan Majapahit. Hingga akhirnya hari ini dikenal sebagai Gunung Anjasmoro.

2. Ada Banyak Gugusan Gunung

Pegunungan Anjasmoro terdiri dari gunung-gunung dalam satu gugusan. Lokasi Gunung Anjasmoro berada satu klaster dengan Gunung Argowayang, serta bersebelahan dengan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang.

Gunung Anjasmoro dan gugusan gunung-gunung itu terlihat berderet. Padahal sebenarnya gugusan pegunungan ini dipisahkan jurang. Masih banyak gugusan gunung dan perbukitan lain yang tertutup kabut dan tidak terlihat yang berada di balik deretan pegunungan.

3. Termasuk Kawasan Konservasi

Gunung Anjasmoro memiliki kawasan hutan dipterokarp bukit, hutan dipterokarp atas, hutan montane, dan hutan ericaceous atau hutan gunung. Pepohonan di gunung ini sangat lebat dan vegetasinya masih alami.

Pada 1992, Kementerian Kehutanan menetapkan pegunungan Anjasmoro sebagai kawasan konservasi. Di mana, Gunung Anjasmoromasuk dalam kawasanTaman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjoyang berada di bawah Dinas Kehutanan Jawa Timur.

4. Tidak Boleh Ada Aktivitas Pendakian

Gunung Anjasmoro memang tidak sepopuler Gunung Arjuno, Gunung Penanggungan, Gunung Welirang, Gunung Semeru, dan Gunung Bromo. Bukan tanpa alasan, selain karena masuk kawasan konservasi, jalur pendakian juga masih sangat asing.

Meski ada beberapa jalur pendakian, namun medannya ekstrem, super licin, masih asri, dan sepi pendaki. Juga masih belum banyak penanda yang jelas di setiap titik sepanjang perjalanan pendakian. Ditambah lagi, jalur pendakian yang harus menerobos semak-semak dalam dan basah.

Tahura Raden Soerjo menutup pendakian Gunung Anjasmoro. Bahkan, pendakian memang tidak pernah dibuka sejak zaman dahulu. Alasannya, ekosistem di kawasan gunung masih utuh dan banyak flora fauna yang dilindungi.

Alasan lain adalah topografi gunung yang curam dan terjal. Kondisi ini membahayakan keselamatan pendaki. Dan, kehadiran pendaki-pendaki ilegal dikhawatirkan bisa merusak ekosistem sekitar.

5. Jalur Pendakian

Meski Gunung Anjasmoro ditutup untuk aktivitas pendakian, masih saja ada pendaki yang nekat naik gunung ini. Jalur pendakian yang paling sering ditemukan adalah jalur Wonosalam menuju Cemoro Sewu yang merupakan bagian puncak dari Gunung Anjasmoro.

Selain jalur Wonosalam, ada juga jalur pendakian via Pabrik Jamur Cangar. Jalur pendakian keduanya masih berupa alam liar dan sangat curam. Semua sisi Gunung Anjasmoro juga masih lebat dengan pepohonan besar dan tinggi.

Keindahan alam Gunung Anjasmoro sangat epik karena hutannya masih terjaga dan alami. Suasana asri dan hijau bisa dilihat sejauh mata memandang. Meski begitu, tidak disarankan mendaki ke Gunung Anjasmoro. Selain karena ilegal, kondisi alamnya juga membahayakan keselamatan pendaki.

6. Memiliki 40 Puncak

Gunung Anjasmoro memiliki 40 puncak. Puncaknya pun belum banyak yang menaklukkan karena memang gunung ini tidak boleh didaki. Puluhan puncak itu terbagi dalam tiga kota dengan titik tertingginya masing-masing.

Di antaranya, ada Top Anjasmoro, Gunung Biru yang berada di ketinggian 2.277 mdpl. Puncak ini terletak di Kota Batu, dengan jalur pendakian via Cangar, Pabrik Jamur. Lalu di Mojokerto ada Puncak Kukusan.

Puncak ini ada di ketinggian 1.950 mdpl dengan jalur pendakian melalui Nawangan dan Rejosari. Selanjutnya, Puncak Cemorosewu di Jombang yang berada 1.800 mdpl dengan jalur pendakian via Carangwulung, Wonosalam.

7. Wisata Alam Lereng Gunung

Daripada melanggar aturan dengan mendaki Gunung Anjasmoro, lebih baik berwisata di lereng gunung sekitar. Ada banyak wisata alam yang ditawarkan di sekitar Gunung Anjasmoro. Pemandangannya pun tak kalah indah.

Pencinta durian juga wajib mengunjungi destinasi wisata ini. Pasalnya, di lereng Gunung Anjasmoro ada kebun durian yang siap menggoyang lidah. Ada agrowisata untuk para wisatawan yang ingin mencicipi kenikmatan makan durian langsung dari pohon. Jenis durian di sini Bido Wonosalam.

______________

Baca artikel selengkapnya di detikJatim

(wkn/wkn)

Membagikan
Exit mobile version