Selasa, Oktober 22


Jakarta

Gunung Agung Bali kebakaran. Api sudah bisa dikendalikan setelah melahap ratusan hektare lahan.

Kebakaran hutan yang terjadi di lereng Gunung Agung, Karangasem, Bali dipastikan sudah padam. Hasil pemantauan, Senin (21/10/2024) pagi, sudah tidak ada lagi titik api yang terlihat. Tercatat, 146 hektare lahan hangus akibat kebakaran yang terjadi selama hampir satu minggu.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa membeberkan ada beberapa faktor yang memengaruhi kebakaran lereng Gunung Agung akhirnya padam. Salah satunya, hujan sempat turun di sekitar Gunung Agung, baik wilayah Pengubengan maupun Desa Ban.


“Sejak dua hari yang lalu, situasi di sekitar Gunung Agung mendung dan sempat turun hujan. Sehingga sejak kemarin sore titik api sudah tidak terlihat lagi berdasarkan hasil pengamatan,” kata Arimbawa, Senin.

Selain faktor hujan, diperkirakan ranting dan semak belukar sudah habis terbakar. Hal itu membuat api tidak lagi merembet semakin meluas di sisi barat dan timur Gunung Agung.

Meski api sudah tidak terlihat, petugas tetap melakukan pemantauan dari wilayah Pura Pengubengan dan sekitar Desa Ban. Hal tersebut sebagai antisipasi jika seandainya kembali ditemukan titik api.

Arimbawa menjelaskan lahan yang terbakar terdiri dari hutan di wilayah Pengubengan seluas 120 hektare dan wilayah Desa Ban seluas 26 hektare.

“Beberapa vegetasi yang terbakar adalah pohon cemara, pinus, semak belukar, dan ilalang,” terang Arimbawa.

Diberitakan sebelumnya, hutan di sebelah barat lereng Gunung Agung terbakar, Minggu (13/10). Kebakaran tersebut diperkirakan berada di ketinggian 2.300 meter di bawah permukaan laut (mdpl).

Jaraknya sekitar 4-5 kilometer dari permukiman penduduk di sekitar Pura Pengubengan Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Arimbawa mengungkapkan percikan api muncul diduga karena gesekan ranting kering yang dipicu angin kencang.

Baca artikel selengkapnya di detikBali

(msl/msl)

Membagikan
Exit mobile version