Sabtu, Maret 15


Jakarta

Untuk pertama kalinya selama melatih Manchester City, Pep Guardiola hanya jadi penonton di babak 16 besar Liga Champions. Meski begitu, manajer asal Spanyol itu tak merasa kecewa karena ia mengakui timnya tak tampil cukup bagus musim ini.

Di musim ini, langkah City di Liga Champions terhenti di babak playoff usai kalah agregat 3-6 dari Real Madrid. Hasil itu melanjutkan kiprah buruk di fase grup, ketika mereka hanya finis di urutan 22 dengan 11 poin usai meraih tiga kemenangan dari delapan laga.

Capaian City musim ini di Eropa menjadi yang terburuk dalam sembilan tahun terakhir, atau sejak Guardiola duduk di kursi manajer menggantikan Manuel Pellegrini pada 2016 silam. Mereka sebelumnya selalu menjadi kandidat juara, bahkan sukses memenanginya pada 2023.


Sekarang Guardiola hanya bisa menyaksikan sisa Liga Champions musim ini dari layar kaca atau tribune penonton, bukan lagi duduk di bench sebagai peserta. Baginya itu hal yang tabu.

“Itu tidaklah menyakitkan. Saya tidak kecewa. Kami memang tidak layak berada di sana. Saya cuma penonton yang ingin belajar dan menikmati. Ada tim-tim hebat seperti Atlético, Liverpool yang sudah tersingkir,” ujar Guardiola pada Jumat (14/3) seperti dikutip ESPN.

“Kompetisi ini, apa yang terjadi dengan Julián (Alvarez) dan Atlético. Setipis itu marginnya. Bisakah Anda membayangkan tersingkir dari Liga Champions dengan cara seperti itu?”

“Tidak seorang pun harus menjelaskan kepada saya betapa istimewanya (Liga Champions), tetapi musim ini kami tidak pantas berada di sana. Di musim ini, kami pantas berada di sofa dengan segelas anggur. Semoga kami bisa tampil lebih baik, lolos ke musim depan,” harap Guardiola.

(adp/bay)

Membagikan
Exit mobile version