Selasa, Februari 11


Jakarta

Gua Safarwadi di Pamijahan, Tasikmalaya, Jawa Barat diyakini sebagian kelompok adalah jalan menuju Makkah. Akhir pekan lalu, goa itu dibanjiri pengunjung.

detikJabar mendatangi tempat Gua Safarwadi akhir pekan lalu. Saat itu berderet-deret bus pengantar pengunjung terparkir tidak jauh dari gua tersebut.

Peziarah mulai memadati lokasi ziarah serta Goa Safarwadi. Mereka terdengar mengumandangkan azan di pintu masuk gua. Dipandu oleh petugas, pengunjung masuk ke dalam dengan penerangan lampu petromak.


Gua Safarwadi memiliki panjang 284 meter dan memiliki dua ujung, ujung pertama sebagai pintu masuk yang berada di Kampung Pamijahan. Lalu pintu kedua menembus ke Kampung Panyalahan.

“Yah ini peziarah lumayan naik kalau di bulan Mulud (Robiul Awal). Kami tunjukkan jalan masuk ke dalam, dan pandu mereka saat di dalam,” kata Koordinator petugas Gua Safarwadi, Aef.

Tempat itu lekat dengan perjalanan Syeikh Abdul Muhyi, penyebar tarekat Syattariyah di Tanah Pasundan. Peziarah sengaja datang untuk napak tilas perjuangan para aulia salah satunya Syekh Abdul Muhyi. Mereka juga berkesempatan memanjatkan doa, sekaligus merenungkan kekuasaan Allah melalui Goa Safarwadi.

“Kami datang buat ziarah, kita berdoa dan mendoakan yang sudah tiada. Sambil juga kita mensyukuri atas kebesaran Alloh dengan diciptakannya gua ini,” kata Iwa, salah satu peziarah.

Sementara itu, KH. Endang Ajidin, sesepuh komplek Ziarah Pamijahan, menjelaskan bahwa Gua Safarwadi merupakan tempat Syeikh Abdul Muhyi bersama para muridnya dulu.

Dalam kepercayaan yang diturunkan secara turun temurun, di dalam gua terdapat sejumlah jalan menuju Cirebon, Banten, Surabaya hingga Makkah. Bahkan, terdapat juga batu yang bergambar peci haji sebanyak tujuh buah.

“Di dalam gua itu terdapat ada lubang-lubang yang dikatakan menurut sejarah yang tempatnya di komplek mesjid agung dalam gua. lubang itu ada dikasih nama lubang ke Cirebon, ke Surabaya, ini lubang ke Banten bahkan ada lubang dikatakan ke Makkah. Ada juga batu yang bergambar peci haji sebanyak tujuh buah,” kata Endang.

Endang mengatakan kisah itu hanyalah bagian dari fragmen hikayat para pendahulu. Menurut Endang, viralnya gua Safarwadi sebagai jalan menuju Makkah harus ditanggapi dengan bijaksana.

Endang mengatakan tentu saja goa itu tidak tembus ke Makkah. Dia menganggap goa itu sebagai jalan ke Makkah karena kerap dijadikan sebagai tempat berdoa warga untuk bisa menginjakkan kaki ke Makkah.

Endang mengatakan bukan saat ini saja goa itu dipercayai menjadi jalan ke Makkah. Dia mengatakan beberapa tahun lalu seorang pemuka agama yang juga ketua rombongan peziarah memasuki lubang dan berakhir terjebak.

“Dulu saya pengurusnya, ada kiai, ketua rombongan yang mencoba masuk ke dalam lubang menuju Makkah. Dan kenyataannya susah keluar, sampai kami pengurus berdoa di lokasi dan alhamdulillah yang bersangkutan bisa keluar tanpa lecet sedik pun. Jangan coba-coba masuk ke situ kalau tidak setaraf keilmuannya,” kata Endang.

Usai kejadian itu, lubang menuju Makkah ditutup selama beberapa tahun. Tetapi kini, dibuka kembali dengan peringatan yang melarang peziarah masuk ke dalam tempat tersebut.

Endang menegaskan goa itu bagian simbol kekuatan ikhtiar dan doa. Jika seseorang berdoa serta berusaha dengan sungguh-sungguh, bisa pergi haji dengan layak.

“Ya kalau menuju ke Tanah Suci lewat situ kapan sampainya kalau kita kita. Itu cerita keramat saja, lewat berdoa, bertaqorub kepada Allah tidak mustahil mereka mendapat rezeki banyak yang akhirnya bisa pergi haji,” kata Endang.

Setelah viral di media sosial, tak sedikit netizen yang berusaha menjelaskan sikap menghadapi fenomena Goa Safarwadi Pamijahan.

“Menurut literasi Masyarakat Jawa dan Kepercayaan para tetua bahwasanya Goa Safarwadi itu adalah Goa tempat bersemedinya Syeikh Abdul Muhyi. Dan di goa itu tempat berkumpulnya Para Wali Songo sebagai tempat diskusi dan sebagainya. Menurut yang diceritakan di situ pula bahwasannya bukan goa yang menjadikan syekh Abdul Muhyi pergi Ke Makkah melainkan karena Irhas atau keajaiban yang diberikan ALLOH kepada orang yang benar benar soleh yang diberikan Alloh pada Syeikh Abdul Muhyi. Bagi yang percaya mohon tidak terlalu fanatik atas kepercayaan tersebut sehingga tidak menjelek jelekan orang yang tidak atau belum percaya. Bagi yang tidak percaya ada baiknya tidak mengolok2 golongan yang percaya,” tulis akun ihsanrizki_

Saksikan Live DetikPagi :

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version