
Jakarta –
Digitalisasi jadi kunci UMKM untuk berkembang saat ini. Rumah BUMN menjadi kawah candradimuka untuk mereka.
Suasana terik di Slipi, Jakarta Barat berubah menjadi teduh saat masuk ke sebuah rumah dua lantai dengan pohon rindangnya. Begitu membuka pintu, tulisan Rumah BUMN Jakarta begitu jelas di sana.
Suasana interiornya punya vibe seperti coworking space dengan sejumlah anak muda asyik berdiskusi dan bekerja dengan laptop, ada showroom produk dan ruang training center. Koordinator Rumah BUMN Jakarta, Jajang Rohmana mengatakan mereka sudah ada sejak 2017.
“Dulu bukan di Slipi sini tapi di Tanah Abang, pindah ke sini 2021. Mulai kegiatan dan pelatihannya di sini,” kata Jajang kepada detikINET.
Sudah ada 6.000 UMKM di Jabodetabek Banten yang terdaftar ke Rumah BUMN Jakarta. Rumah BUMN Jakarta ada dalam binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) tapi kata Jajang, pihak UMKM dibebaskan mau ikut kegiatan Rumah BUMN yang mana.
“Poin plus di BRI itu lebih banyak kegiatannya pasar dan bazzar, jadi mereka tertarik untuk ikut,” kata Jajang.
Go Modern, Go Online, Go Digital dan Go Global
Tampak depan Rumah BUMN Jakarta yang dikelola BRI dan menyediakan pelatihan digitalisasi UMKM. Foto: Fitraya Ramadhanny/detikINET
|
Terkait dengan digitalisasi UMKM, Jajang memaparkan kalau Rumah BUMN punya 4 program untuk membantu UMKM yaitu Go Modern, Go Online, Go Digital dan Go Global. Go Modern artinya membantu UMKM yang masih tingkat dasar menjadi lebih modern, misalnya saja pelatihan terkait kemasan, logo, perizinan dan sejenisnya.
“Kita juga pernah kerjasama dengan partner juga yang membantu alat produksinya,” kata Jajang.
Untuk Go Online, UMKM dilatih untuk bisa promosi lewat media sosial. Hal ini termasuk diajari promosi lewat update status WhatsApp yang menjual serta mengelola media sosial.
“Sudah punya media sosial untuk usaha, cara menjualnya seperti apa,” ujarnya.
Sedangkan untuk Go Digital, itu adalah mengarahkan UMKM untuk bisa berjualan di platform e-commerce. UMKM diajari untuk membuka toko online di LocaLoka, Tokopedia atau Shoope.
“Jualannya sudah mulai di online lah, nggak offline lagi. Nggak jual ribet lagi ke teman,” jelasnya.
Yang terakhir adalah Go Global, UMKM tersebut sudah bisa tembus ke pasar global. Mereka sudah mulai pembeli dari luar negeri.
“Kita lebih ke pengetahuannya saja. Kalau untuk pendanaan dan lain-lain itu langsung dari BRI. Kalau kita memfasilitasi sampai mereka tahu ekspor itu harus bagaimana, cari buyer itu kayak bagaimana,” kata Jajang.
Data dari website Rumah BUMN Jakarta menunjukkan binaan mereka 78,7% adalah Go Modern, sebanyak 20% adalah Go Digital dan 1,3% adalah Go Online.
|
Pendampingan digitalisasi untuk UMKM
|
Rumah BUMN Jakarta juga ada kegiatan terkait pengembangan bisnis UMKM. Selain pelatihan, ada juga program pendampingan oleh tim Basecamp Milenial yang isinya para mahasiswa magang.
“Sambil magang di sini, mereka sambil mendampingi UMKM mulai dari marketplace-nya, terus social medianya. Jadi bukan hanya dibuatkan tapi UMKM juga dituntut untuk bisa sedikit demi sedikit,” kata dia.
Salah satu pendamping UMKM di Rumah BUMN Jakarta adalah Marsha Jasmine Kusuma. Mahasiswa magang dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia ini mengatakan tugasnya di business development mendampingi para UMKM yang ingin ikutan program BRIncubator 2025.
BRIncubator adalah program pemberian akses pembiayaan dan peningkatan kapasitas serta kapabilitas UMKM secara digital dan fokus pada validasi ekspor. Tujuannya memodernisasi UMKM agar berbasis teknologi dan dapat menciptakan teknopreneur di seluruh pelosok Indonesia. Pendaftarannya dilakukan secara online. Rupanya, masih banyak UMKM yang masih awam untuk melakukan hal tersebut.
“Ada yang kesulitan log in, saya biasanya bantu atau ke Rumah BUMN nanti saya bantu di sini. Kebanyakan yang kesulitan, yang sudah berumur,” kata Marsha.
Saat BRI UMKM EXPO(RT), para pendamping UMKM di Rumah BUMN juga membantu promosi untuk brand awareness. Pendamping UMKM juga melakukan scoring dan membuat profil UMKM untuk website linkumkm.id.
“Tantangannya lebih ke masalah teknis tadi, karena banyak yang kurang familiar sama teknologi digital,” ujarnya.
Salah satu UMKM yang merasakan manfaat dari Rumah BUMN adalah Riene Mahardiani, Founder dan CEO ZEE Collection yang membuat kain ramah lingkungan atau premium artisan botanical print fabrics. Perempuan yang biasa dipanggil Zee ini mengatakan Rumah BUMN dinilainya pro aktif untuk membantu UMKM berkembang.
“Mungkin 2024 awal tahun, saya mulai berkomunikasi dengan Rumah BUMN. Saya ke sana sendiri dan saya tanya apa produk saya bisa masuk Rumah BUMN. Alhamdulillah diterima dengan baik sampai sekarang,” kata Zee saat dihubungi detikINET.
Zee merasa Rumah BUMN sangat membantu dengan pelatihan-pelatihan online. Misalnya, Zee pernah ikut pelatihan soal hukum dan perjanjian bisnis yang mana pelatihan itu sangat bermanfaat ilmunya. Bahkan, peserta pun bisa berkonsultasi dengan trainer yang merupakan dosen hukum.
“Banyak pelatihannya, saya sih ingin bertumbuh jadi sumber ilmu yang saya datangi. Manfaat sejauh ini yang saya rasakan ikut pro aktif membangun UMKM ya, tinggal UMKM-nya ikut menyambut nggak nih,” pungkas Zee.
(fay/hps)