Rabu, Oktober 23


Lombok Utara

Gili Meno yang cantik itu kini sedang dilanda krisis air. Warga di pulau itu terpaksa membeli air galon hingga Rp 60 ribu per hari hanya buat mandi.

Sebanyak 260 kepala keluarga (KK) di Dusun Gili Meno, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, kesulitan mengakses air bersih. Mereka terpaksa mandi dan mencuci menggunakan air galon.

Mereka rela membeli air isi ulang seharga Rp 60 ribu setiap harinya hanya demi bisa mandi. Kepala Dusun Gili Meno, Masrun mengungkapkan krisis air di wilayahnya sudah terjadi sejak enam bulan terakhir.


Hal itu terjadi setelah PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) dan PT Berkat Air Laut (BAL) berhenti beroperasi di Gili Meno. Selama ini, kedua perusahaan tersebut menjadi penyalur air bersih ke Gili Trawangan dan Gili Meno.

“Kami beli air seharga Rp 15 ribu per galon. Kami butuh air sampai empat galon sehari,” ujar Mursan, pekan lalu.

Mursan menuturkan warganya membeli air galon tersebut didapati dari Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Air isi ulang yang telah dipesan diangkut menggunakan perahu sebelum disalurkan ke rumah-rumah warga.

“Sekarang kan gelombang lagi tinggi. Pasti pasokan pengiriman air akan terhambat,” imbuh Mursan.

Menurut Mursan, bantuan air dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara hanya lima tandon. Masing-masing tandon berisi 4.000 liter dan 5.000 liter air. Bantuan air tersebut kerap menjadi rebutan warga.

Mursan menyebut warga harus berebut air dengan hotel-hotel di kawasan pariwisata itu.

“Kami berebut dengan suplai air hotel. Belum lagi ke puskemas, itu belum cukup,” sambungnya.

Dia meminta pemerintah daerah segera mencari solusi konkret terkait krisis air yang dialami warga Lombok Utara. Ia berharap air bawah laut dari Gili Air juga diteruskan ke Gili Meno.

“Kalau tidak bisa, pemerintah harus buka perusahaan air yang ada,” ujarnya.

Sebelumnya, masyarakat di Gili Trawangan juga khawatir kembali kesulitan mengakses air bersih seusai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencabut izin PT TCN. PT TCN menyuplai air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno dengan menyuling air laut.

Pemprov NTB sempat menyarankan Pemkab Lombok Utara menggunakan pipa air bawah laut, seperti yang disalurkan perusahaan daerah air minum (PDAM) ke Gili Air. Langkah itu disebut sebagai solusi jangka panjang terkait krisis air bersih di wilayah tersebut.

“Pemkab Lombok Utara harus mulai memikirkan pasokan air dari PDAM untuk Gili Trawangan dan Gili Meno, seperti yang dilakukan di Gili Air. Anggarannya mungkin belum cukup, tetapi ini seharusnya bisa diprioritaskan karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar berasal dari Gili Trawangan,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, Jamaluddin Malady.

——-

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version