Jakarta –
Ibu kota Italia, Roma, adalah salah satu magnet turis di Eropa. Tetapi, tempat itu juga menarik kedatangan para pencopet seluruh dunia.
Melansir Stuff.co.nz, Kamis (31/10/2024), para pemilik restoran dan bar di Roma mengatakan turis-turis yang dikepung oleh komplotan pencuri dan perampas tas bertambah. Claudio Pica, yang mengepalai Fiepet Confesercenti, organisasi yang mewakili 3.500 restoran, kafe, dan pizzeria, mengatakan bahwa kejahatan itu meningkat dua kali lipat sejak 2023.
Mereka juga khawatir perampokan akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pengunjung yang berdatangan pada tahun depan untuk merayakan Yubileum Vatikan. Momen itu adalah peristiwa langka dalam gereja Katolik yang akan membawa para peziarah ke Roma. Bahkan angka kasus di tahun ini pun cukup mengenaskan, hingga 100 kasus.
“Kini kami menerima 80 hingga 100 laporan per hari mengenai perampokan, pencurian, dan pencopetan di bar dan restoran di pusat kota Roma,” ujar Pica.
Diperkirakan 20 juta turis berkunjung setiap tahun ke Roma. Nantinya saat perayaan Yubileum di tahun 2025, diprediksi ada 35 juta peziarah hadir.
Nahasnya, kasus pencurian juga menyasar bar dan restoran di dekat Colosseum dan Forum Romawi di pusat kota. Selain itu, daerah populer turis seperti Monti dan Trastevere juga masuk dalam daftar mereka.
Massimiliano Marucci, pemilik restoran Rosso di dekat Circus Maximus, mengatakan bahwa restorannya dilanda gelombang pencopetan pada bulan Juni dan Juli.
“Musim panas ini kami memiliki sekelompok orang Amerika Selatan yang mengincar para pelanggan kami, baik yang berada di dalam maupun di luar restoran,” kata Marucci kepada Telegraph.
“Mereka pergi ke mana saja di mana mereka menemukan kerumunan orang atau kekacauan,” dia menambahkan.
Marucci mengatakan bahwa para pemilik bisnis telah mulai berbagi informasi untuk meningkatkan pengawasan dan pendeteksian. Namun begitu, ia mengakui bahwa para penjahat itu pintar untuk selalu selangkah lebih maju.
“Mereka menyerang sebuah tempat selama sebulan dan kemudian mereka menghilang untuk sementara waktu sebelum kembali berbulan-bulan kemudian agar tidak dikenali,” ujar Mauro Cicala, yang mengelola sebuah restoran di sebuah jalan yang sibuk di dekat Forum Romawi, kepada Il Messaggero.
“Kami membunyikan alarm segera setelah kami mengenali salah satu dari mereka,” katanya.
“Kami telah mempelajari cara mengidentifikasi mereka karena mereka mengenakan topi, kaos dan ransel untuk berbaur dengan para turis. Dari pakaian dan perilaku mereka, saya tahu siapa yang berpotensi menjadi pencopet,” dia menambahkan.
Selain di tempat makan dan bar, kasus pencurian di transportasi umum Roma juga menjadi masalah dalam beberapa bulan terakhir. Pada Selasa (29/10/2024). Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Piantedosi memerintahkan lusinan polisi untuk melakukan pemeriksaan acak di jalur Metro A yang sering digunakan oleh turis untuk mencapai Alun-alun Santo Petrus dan Museum Vatikan.
Polisi Roma mengatakan lebih dari 175 ribu orang dihentikan dalam pemeriksaan acak sejak awal 2024. Dari pemeriksaan itu, 676 orang telah ditangkap.
(wkn/fem)