Sabtu, Oktober 5


Solo

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memerintahkan wakilnya, Teguh Prakosa untuk memantau jalannya Festival Kuliner Nonhalal yang sempat diprotes warga.

“Surat Pak Wali (Gibran) disposisi (instruksi) baru hari ini. Terus untuk saya suruh memantau, maka saya akan koordinasi dengan Pak Kapolres, Pak Dandim, FKUB, MUI, terus Dewan Masjid Indonesia, satu lagi, Kemenag. Malam ini di rumah dinas saya untuk memantau itu,” ujar Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa di Balai Kota Solo, Kamis (4/7/2024).

Teguh mengatakan, Pemkot Solo memfasilitasi semua kegiatan dengan tetap menghargai norma-norma. Dirinya tidak ingin di Indonesia yang merupakan negara demokrasi ada yang merasa menjadi minoritas.


“Semuanya akan difasilitasi dengan catatan mestinya ada norma-norma yang harus bisa kita diskusikan bersama. Jadi tidak ada yang merasa dirugikan atau diuntungkan. Karena ini menyangkut kenyamanan dan keamanan Kota Surakarta. Jangan sampai masalah event-event yang ada di Kota Solo ini menjadikan Kota Solo jadi tidak kondusif,” bebernya.

Teguh menegaskan Pemkot Solo berusaha meminimalisir dampak yang terjadi setelah festival tersebut. Apalagi, Solo dikenal sebagai Kota Toleran di Indonesia.

“Itu yang harus kita meminimalisir, dampak itu kita minimalisir. Dengan kejadian itu, yang tadinya tidak pernah ada sesuatu, dengan munculnya itu kan, ya menjadikan ya paling tidak gronjalan lah. Tapi bagi Pemkot itu enggak ada masalah,” bebernya.

Festival Kuliner Nonhalal Diprotes Warga

Diberitakan sebelumnya, festival kuliner nonhalal yang digelar di Solo Paragon Mall dihentikan sementara lantaran mendapat protes warga. Event itu dihentikan setelah Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) menemui perwakilan Pemkot Solo untuk melakukan audiensi.

Humas DSKS Endro Sudarsono mengatakan pihaknya mengimbau umat Islam untuk tidak tidak ikut dalam festival tersebut. Pihaknya juga menyoroti soal spanduk pemberitahuan yang dinilai terlalu vulgar.

“Karena warga masyarakat resah, karena terlalu vulgar walaupun kita cukup menghargai tentang makanan dari yang nonmuslim juga kita hargai. Karena tidak boleh memaksakan kehendak maka sifatnya adalah imbauan dan pernyataan sikap,” kata Endro ditemui di Balai Kota Solo, Rabu (3/7).

Festival Akhirnya Dilanjutkan

Gelaran Festival Pecinan Nusantara atau Festival Kuliner Nonhalal di Solo Paragon Mall yang sempat mendapat protes warga akhirnya dilanjutkan. Festival tersebut kini dibuka untuk umum di atrium mal tersebut.

Dari pantauan detikJateng, festival tersebut dikunjungi banyak pengunjung. Di sisi kanan dan kiri lokasi terlihat ditutup kain berwarna hitam. Sementara di bagian pintu masuk tampak petugas keamanan berjaga.

“Sudah lanjut,” kata event organizer (EO) festival tersebut, Ken, saat ditanya mengenai kelanjutan event itu, Kamis (4/7/2024) siang.

Ken mengatakan memang ada beberapa kesepakatan yang dilaksanakan oleh EO mulai dari pelepasan banner yang sempat dinilai terlalu vulgar. Selain itu juga mengenai kesepakatan adanya penutup di area sekitar tenant.

“Jadi permintaan dikasih kain sekitarnya. Untuk penutup. Untuk penutup, oke kita ikuti, intinya kita ikuti permintaan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ken mengucapkan terima kasih event tersebut bisa digelar kembali. “Intinya kami berterima kasih acara boleh berjalan lagi,” ucapnya.

Ken menyebut, untuk festival kuliner nonhalal digelar selama lima hari, yakni 3-7 Juli. Menurutnya, puluhan tenant yang hadir di festival kuliner nonhalal dari berbagai daerah.

“Iya mulai dari tanggal 3 sampai 7 Juli 2024. Mereka pedagang kecil, yang kita angkat dari setiap event ini adalah pedagang-pedagang kecil UMKM yang bukan istilahnya restoran-restoran yang sudah besar-besar itu,” pungkasnya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version